Tukang Sado Berojek
Tukang sado naik ojek. Muter muter Simpang Lima Semarang. Melampiaskan penat, setelah seminggu pusing menerima pesanan. Supitan, nikah massal, pameran Bupati baru, atau perlombaan kendaraan hias HUT RI. Abang tukang sado berfoya foya. Beli baju, sepatu, kunci, lonceng, juga kacamata buat si kuda kesayangannya.
'Bang Ojek. Jangan kenceng kenceng!' perintah Abang sado.
'Oke Bos.' setuju Abang ojek.
Baru kali ini dunia berpihak ke Abang tukang sado. Biasanya, ia hanya menerima perintah. Diminta ke sana, ia menurut. Mengelilingi Tugu Muda tujuh puluh kali, ia tak mampu menampik. Segala perintah ia takzim meluluskan. Asal para pelanggan puas dengan jasanya. Tak ada keluh, kegembiraan tersalur. Meski di dalam hati, ia meringis. ''Kapan aku merasakan senang seperti mereka?''
Dan jawaban sudah didapat. Ia menenteng tas keresek, berisi aneka belanja. Akan dipamerkan ke seluruh anggota keluarga. Betapa hari ini senang adalah milik mereka sekeluarga.
Sumber foto: www.flickr.com/photos/luluk/43159575
'Bang Ojek. Jangan kenceng kenceng!' perintah Abang sado.
'Oke Bos.' setuju Abang ojek.
Baru kali ini dunia berpihak ke Abang tukang sado. Biasanya, ia hanya menerima perintah. Diminta ke sana, ia menurut. Mengelilingi Tugu Muda tujuh puluh kali, ia tak mampu menampik. Segala perintah ia takzim meluluskan. Asal para pelanggan puas dengan jasanya. Tak ada keluh, kegembiraan tersalur. Meski di dalam hati, ia meringis. ''Kapan aku merasakan senang seperti mereka?''
Dan jawaban sudah didapat. Ia menenteng tas keresek, berisi aneka belanja. Akan dipamerkan ke seluruh anggota keluarga. Betapa hari ini senang adalah milik mereka sekeluarga.
Sumber foto: www.flickr.com/photos/luluk/43159575
Post a Comment