Timbul, Pendekar Sakti Berhati Tegar.
Ini timbul bukan Srimulat. Juga bukan timbul Paspanpres. Atau, timbul nama laen Hantu Pocong bermata belok. Timbul yang ini punya kelebihan. Tak seistimewa Limbad atau Joe Sandy. Tapi Timbul yang aku maksud hanyalah tokoh rekaan, fiktif seimajinatif Peter Pan dungu yang tak pernah merasakan arti bercinta. Ejakulasi. Yang ada hanyalah, terbang dan terbang. Timbul, legenda daerah Bojonegoro, berpusar bodong, dengan rambut poni, dan baju Gamis tanpa jenggot.
'Helow Pemirsa. Saya Timbul. Pasti Anda kangen sama saya.'
Guntur menjeder jeder, alam menjadi sendu. Belum gemerisik tetumbuhan yang membuat hati ngilu. Suara suara kaki berkeresak, menapaki lautan uang, dan alunan Gending gending Jawa dan Bali yang saling bersaut sautan. Cicak memakan nyamuk. Induk jentik jentik mencari tempat bertelur, atau menyesap darah Cukong Malaysia. Dunia tunduk seketika akan kemunculan Timbul bermata satu. Tapi bukankah profil Pemuda Kampung berjiwa dewasa itu tak bermata bajak laut.
Muka fotonya ternyata diacak acak oleh SPIDOL.
Mari kembali ke Laptop. Ah, bukankah Mario Teguh lebih canggih? Menggunakan Tablet tablet apa gitu? Ah, masa peduli. Bukankah laptop atau CPU atau blocknote sekalipun berfungsi sebagai SARANA?
Memang, mengumbar amatlah mudah. Mencari hal tak mudah, tapi bisa dicapai.
Timbul masih dalam proses pengodokan. Masih terus bergerak untuk membabat seluruh musuh musuhnya. Timbul dari tenggelam. Menuju cerah, gelap pasti ada, pencambuk saja. Selebihnya usaha, tanpa terus berkubang pada keluh.
Sapaan Timbul yang tadi, tak mendapat sambutan. Belum. Tak masalah. Masih banyak waktu.
Timbul berhati nyaman.
Timbul tegar tak pernah lembek menatap masalah.
Dan Timbul akan menjadi pemenang.
'Helow Pemirsa. Saya Timbul. Pasti Anda kangen sama saya.'
Guntur menjeder jeder, alam menjadi sendu. Belum gemerisik tetumbuhan yang membuat hati ngilu. Suara suara kaki berkeresak, menapaki lautan uang, dan alunan Gending gending Jawa dan Bali yang saling bersaut sautan. Cicak memakan nyamuk. Induk jentik jentik mencari tempat bertelur, atau menyesap darah Cukong Malaysia. Dunia tunduk seketika akan kemunculan Timbul bermata satu. Tapi bukankah profil Pemuda Kampung berjiwa dewasa itu tak bermata bajak laut.
Muka fotonya ternyata diacak acak oleh SPIDOL.
Mari kembali ke Laptop. Ah, bukankah Mario Teguh lebih canggih? Menggunakan Tablet tablet apa gitu? Ah, masa peduli. Bukankah laptop atau CPU atau blocknote sekalipun berfungsi sebagai SARANA?
Memang, mengumbar amatlah mudah. Mencari hal tak mudah, tapi bisa dicapai.
Timbul masih dalam proses pengodokan. Masih terus bergerak untuk membabat seluruh musuh musuhnya. Timbul dari tenggelam. Menuju cerah, gelap pasti ada, pencambuk saja. Selebihnya usaha, tanpa terus berkubang pada keluh.
Sapaan Timbul yang tadi, tak mendapat sambutan. Belum. Tak masalah. Masih banyak waktu.
Timbul berhati nyaman.
Timbul tegar tak pernah lembek menatap masalah.
Dan Timbul akan menjadi pemenang.
Post a Comment