Orang orang Proyek Mengkudeta Presiden Proyek
Truk tronton memanggul beton bantalan sepur. Persis mbok jamu. Tapi yang ini bertenaga super besar. Tak seperti mbok jamu kenes, sekali geol ... capek deh.
Puluhan tenaga proyek mengadu nasib. Menjungkat jungkit kayu dan tambang, menarik menepatkan posisi, memanggul, mengalihkan beton dari truk ke tempat tertuju. Awas ada pak Mandor super kejam bertopi dan bersepatu boot. Malam yang gelap pun tunduk kepada bos berkantong penuh rupiah. Angin sepoi sepoi sudah tak berpengaruh pada kulit para tenaga proyek. Terlalu romantis. Malam ini malamnya lelaki tangguh. Tak perlu tambahan jamu kuat milik Simbok Jamu.
Lepas maghrib, delapan jam lembur. Pagi dan siang dengan jeda satu jam, mereka membanting tulang. Agaknya kata membanting tulang sudah tidak cukup menggambarkan perjuangan mereka. Terlalu remeh temeh. Biarlah sang mandor yang mampu menilai. Dengan uang ditakar dari bulir keringat yang jatuh dari muka, dada, dan selangkangan mereka. Rupiah untuk menjiawi para istri di rumah. Anak anak yang merengek meminta handpone model terbaru. Ikhlas bercampur gerutu. Mozaik yang bukan cinta dipertunjukkan oleh para tenaga proyek.
Truk tronton kembali ke garasi yang besar pula. Sang mandor melapor ke Juragan. Juragan membuat laporan untuk dikirim ke Departemen Pekerjaan Umum. Dan Presiden tersenyum puas. Menunjukkan kepada khalayak jika APBN digunakan dengan semestinya.
Puluhan tenaga proyek mengadu nasib. Menjungkat jungkit kayu dan tambang, menarik menepatkan posisi, memanggul, mengalihkan beton dari truk ke tempat tertuju. Awas ada pak Mandor super kejam bertopi dan bersepatu boot. Malam yang gelap pun tunduk kepada bos berkantong penuh rupiah. Angin sepoi sepoi sudah tak berpengaruh pada kulit para tenaga proyek. Terlalu romantis. Malam ini malamnya lelaki tangguh. Tak perlu tambahan jamu kuat milik Simbok Jamu.
Lepas maghrib, delapan jam lembur. Pagi dan siang dengan jeda satu jam, mereka membanting tulang. Agaknya kata membanting tulang sudah tidak cukup menggambarkan perjuangan mereka. Terlalu remeh temeh. Biarlah sang mandor yang mampu menilai. Dengan uang ditakar dari bulir keringat yang jatuh dari muka, dada, dan selangkangan mereka. Rupiah untuk menjiawi para istri di rumah. Anak anak yang merengek meminta handpone model terbaru. Ikhlas bercampur gerutu. Mozaik yang bukan cinta dipertunjukkan oleh para tenaga proyek.
Truk tronton kembali ke garasi yang besar pula. Sang mandor melapor ke Juragan. Juragan membuat laporan untuk dikirim ke Departemen Pekerjaan Umum. Dan Presiden tersenyum puas. Menunjukkan kepada khalayak jika APBN digunakan dengan semestinya.
Post a Comment