Pelabuhan Sunda Kelapa (Seri Pelancong Gendong)
Kulit mereka legam. Memanggul bersak sak semen bolak balik. Kepala ditutup baju dekil penahan panas. Mirip klux klux klan. Tapi mereka anti rasis. Jiwa mengabdi demi tetap hidupnya Pelabuhan Sunda Kelapa. Temanku, ayah impianku, merekah para kuli pesisir pantai Batavia.
Banjir mengancam dan telah datang jangan persalahkan teman-temanku. Mereka bersahabat, tidak seperti warga Jakarta yang bolot membuang sampah di kali. Senyum para kuli itu tulus, tidak para eksekutif berdasi berwangi. Sunda Kelapa, bundaran HI.
Sayang, kabar menyapaku. Pelabuhan ini akan ditutup. Menjadi tempat wisata. Melayani jenuh pekerja kantor pusat kota yang ingin menuju pinggir. Menarik jiwa mereka yang di tepi menuju tengah. Mengapa aku mengenal sepintas, hilang selanjutnya. Sunda Kelapa, kupandang kedatangan serdadu Belanda mencabik Nusantara. Melalui pintu ini. Menutup gerbang maaf sampai mati. Dan aku ingin membuka pintu maaf itu. Angan muluk, semoga titik melingkar besar.
Sunda Kelapa bersama Okta, adikku. Semoga mimpimu ke Jepang tercapai.
Banjir mengancam dan telah datang jangan persalahkan teman-temanku. Mereka bersahabat, tidak seperti warga Jakarta yang bolot membuang sampah di kali. Senyum para kuli itu tulus, tidak para eksekutif berdasi berwangi. Sunda Kelapa, bundaran HI.
Sayang, kabar menyapaku. Pelabuhan ini akan ditutup. Menjadi tempat wisata. Melayani jenuh pekerja kantor pusat kota yang ingin menuju pinggir. Menarik jiwa mereka yang di tepi menuju tengah. Mengapa aku mengenal sepintas, hilang selanjutnya. Sunda Kelapa, kupandang kedatangan serdadu Belanda mencabik Nusantara. Melalui pintu ini. Menutup gerbang maaf sampai mati. Dan aku ingin membuka pintu maaf itu. Angan muluk, semoga titik melingkar besar.
Sunda Kelapa bersama Okta, adikku. Semoga mimpimu ke Jepang tercapai.
Angkat sauhmu, Setan Laut!!! Dan kita akan tualangi samudra!!! Tidak, kubilang "sauh", bukan "kancut".... Ah, ngeyel. Terlalu lama bersekolah membuat telingamu bebal.
BalasHapusLa kamu sekolah di pasar pejompongan. Tahumu itu, Pha Pha.
BalasHapusEh usul. Pha, kamu banyak jalan2 gi. Liat suasana. Abis gajian 500rbu kan. Biar suweger. Bnyak cerita lo yg bs kamu tulis.Ok?
BalasHapusNgga bisa. Gajiku minim tapi kerjaanku banyak. Lagipula aku ga bisa jalan-jalan; ga bisa ninggalin kantor, ga tau jalan, ga punya temen jalan, dan Rp 500 ribu itu cuman bisa buat makan sehari-hari. Disini biaya hidup tuh tinggi Ndhy, duit lima puluh ribu bahkan seratus ribu tak berarti banyak.... Ke Brussel dan Milano saja tak sempat-sempat.
Alasan! Kreatif lah.Ha6
BalasHapusjangan bilang duit, nyesek tau.
Tapi yah inilah hdup. Tugas kita cari duit.Ato duit cri kita?
Duit bwt jalan2? Ato jalan2 ngasilin duit? Pilihan bukan
BalasHapusLha bagiku, jalan-jalan sambil nyundal bukan pilihan, kalau mengamen apa boleh buat suaraku sember. Aku ga pengen dianggap menuhankan duit, tapi apa boleh buat lingkungan sekitarku tak sependapat denganku, dan beli rokok saja mesti pake duit ga bisa pake daon, apalagi beli makan? Ah hidupku kompleks dan penuh aturan Ndhy, orang bebas yang hanya bertindak berdasar intuisi liar macam kau susah mengerti dan hanya akan mencemoohku. Ah, diam! Kok jadi curhat? Aku tak punya duit untuk tarif konsultasi!
Ah aku jga lagi cri jalan bwt dpt duit. Sabar, Pha.
BalasHapusGa munafik, aku jg btuh uang. Psti lah. Cma aku ya lg cr cara, hdup dgn pilihan qt tp menghsilkan. Perlu waktu ap y? Aku yakin ya.
Liar? Bnyak orang blang aq liar. Dr mana? Kalo tulisan aq cb iya. Tp kenyataan, aq g mau berkeliaran. He6
ah mbuh. Nikmati aj. Pasti ad jalan kEropa
BalasHapusIya, itu makanya kubilang, berperang juga butuh dana yang tak sedikit.... Apa kau pikir aku tak punya mimpi-mimpi liar? Hanya saja, sekarang aku masih harus terbelenggu rutinitas dan sikut-menyikut sesama pemeran episode hidup, sampai saatnya pundi-pundiku cukup untuk bereksperimen dengan jalang senja. Entah, kapan ya?
Setuju. Kita masih btuh uang populer. Kalau dah mapan, bru bkin karya gtu? Wah, paling2 kamu dah diberitain di TV kepergok selingkuh.
BalasHapusAku yakin kamu pnya mimpi bsar. Ayo, sebutkan. Tak tnggu di blogmu daftar itu mimpi
BalasHapusMimpiku standar saja kok Ndhy....
- Wisata ke Gunung Simago-Mago.
- Menguasai keahlian membikin roti berkelas internasional.
- Jadi pandai besi.
- Jadi suami dan ayah yang baik.
Terlalu kalem kan? Tak searah-sejalan dengan petualanganmu yang gegap-gempita....
Ada mimpi internasional apa ga kau bilang TOP? Bah, macam mana kutang hah?!
BalasHapusPetualangan Suzana lebih jos dibandingkan aku.
Kamu tuh kalo di cerita wayang Jawa: Werkudara.
Anteng, tp punya potensi gede! Yakinlah
kalau aku mendefinisikan diriku: cakil, semar, arjuna, drupadi, wayang yg cantik2.Apa aja asal wayang.
BalasHapusWerkudara itu kan adiknya Rahwana? Yang mati dipanah Laksmana, bukan?
Eh? Atau yang kukunya nyempil ga sopan, diantara telunjuk dan jari tengah?
Yang kedua. Bima alias.
BalasHapusAyolah, tipemu tuh kaya dia.
BalasHapusApanya? Nyempilnya? Ga sopan, kau ini.
Ya sudah, aku jadi dalangnya saja, akan kukendalikan kau sambil aku berlindung dari godaanmu yang terkutuk.
Gapapa. Aku jdi lakonnya.Tiap bulan kau gaji. Limang atus ewu,klinthing. Gitu aja ko repot ya Gus?
BalasHapus
BalasHapusYoa Bro, gua mah asik-asik ajah.... Apa sih kau, ngeledek aja.... Mentang-mentang gajiku cuma lima ratus ribu, terus diungkit-ungkit.... Kau gajilah aku, tak banyak kuminta, cukup dua juta per bulan saja.... Euro, bukan Rupiah.
Aku aja memble dhewe.
BalasHapusNtar kalau aku bikin studio yah. Kamu mau minta gaji berapapun aku kasih. Percayalah,percaya kalau aku bohong
BalasHapusStudio film panas??? Aih, terlalu kau ini. Ternyata kau salah satu pelaku terjadinya global warming....
.... Ajaklah aku main dalam film produksimu.... Bintang wanitanya cuakeph kan???