Dari Jogja untuk Musnahnya Kemacetan Jakarta
Kepada sobat sobatku yang selalu berkisah tentang kemacetan. Di Jakarta kalian yang bangun sefajar mungkin, berjibaku di antara deru mobil diselipi motor motor lihai berzig zag, dan berpeluh menuju kantor. Aku memuji kalian karena tak pernah kutemui keajaiban itu. Macet sekilas kurasakan, di TV atau barang seminggu jika aku berlibur. Ke Jakarta, kota kalian bekerja dan mengeruk uang demi kehidupan.
Pasti bising ya? Penat dan tak kuasa menahan emosi lalu umpat meluncur.
‘Sialan! Tinggal lima kilo saja, sejam macet!’
Lalu ada yang menikmati keruh suasana ini. Menunggu macet musnah, membaca buku dengan musik terdengar dan didendangkan, atau bermain ввм dengan grup. Wah menyenangkan!
Detail kemacetan pasti kalian yang lebih paham. Aku di kota yang menurutku lebih tak macet. Malah cenderung lembek, adem ayem, Jogja saja aku berada. Jika ada sedikit macet di ruas jalan, niscaya klakson klakson meraung. Kami warga Jogja biar anteng, diam, tak suka atau membeci yang bernama ‘macet’. Tak ingin ide kreatif buntu. Itulah maksud kami. Jalan macet adalah kebuntuan.
Harus bagaimana kami dari Jogja membantu Sobat sobat di Jakarta agar kalian tidak terjebak macet?
Mohon katakan. Jika kami bisa membantu, kan kukirim sepasukan orang ke sana. Memperbaiki Jakarta yang masih tidak bersahabat. Macet.
______________________________
Meribut di www.andhysmarty.multiply.com
Terbaru di www.duniasirkusdannie.wordpress.com
Menggaul di www.facebook.com/Dannie.Travolta
tapi kadang, kalo mudik, malah macetnya jakarta itu bikin kangen :)
BalasHapusIya ya Mbak Ani. Masing masing kota punya ciri sendiri yang khas.
BalasHapusNah, kitalah yang menjadi bunganya hahahhaaha