Baju Kebesaran Seorang Ksatria Tunggal
Membuat mata berkunang-kunang, hanya melihat samar bintang
Pakaian berseragam doreng itu, layakkah menjadi pijakan
Mengukur kapasitas diri untuk disombongkan ke penjuru bumi
Bukan, bukan itu yang ingin kuraih
Aku jujur, aku bukanlah orang yang ingin mencari benda
Benda melelahkan, memusingkan, dan terkadang melenakan
Aku hanya butuh tempat untuk mencuci dan membasuh mukaku
Bopeng, kasar, dan bernanah, hatiku berbalur dosa
Tersiksa di sebuah persimpangan, aku berteriak
Lepas aku dari kurungan ini, aku ingin bebas berteriak lantang biarpun tak ada yang peduli
Aku terpaksa menulikan telingaku, tak peduli mereka mencemoohku
Dengan pilihan ganjilku, aku berjuang di luar lintasan
Jalan ini sama, hanya cara pandang kita berlainan
Tujuan sama bukan, mencari jiwa kita yang hilang
Aku menganggap demikian, tak perlu dipertentangkan
Karena kuyakin Tuhan menciptakan hati kita dalam pisahan
Yang harus kita cari, kita kumpulkan dan menyatu
Menunjukkannya dengan hati ikhlas kepada Tuhan
Tapi tolong, jangan kau ungkit lagi pilihanku ini
Aku menjadi marah dan tertunduk merenung
Apakah pilihanku bisa dipertanggungjawabkan
Memuaskan diriku, memuaskan lingkunganku.
Post a Comment