Header Ads

Setan mengisi jiwa politikus Rindunesia

Setan mengisi jiwa politikus Rindunesia. Tak tersisa ruang buat kebaikan. Tak pula kesederhanaan mewarnai hari-hari mereka. Semua dipenuhi dengan kemewahan yang menyepelekan jeritan batin masyarakat miskin. Politikus diasuh oleh setan bertanduk dan berbuntut runcing. Gigi-giginya tampak berkilauan.

            Terhidang di meja makan, aneka bingkisan bersampul warna-warni. Satu dibuka, menampilkan cek tertera jutaan rupiah. Dua disobek, mengintip hadiah mobil yang diwakili kuncinya. Tiga dirobek-robek penuh nafsu, perempuan-perempuan cadangan menjadi pilihan. Keempat, kelima, keenam, ketujuh, hingga keseratus. Setan membujuk untuk terus-menerus membuka kado indah itu.

            Ini malam atau siang? Tak peduli, matahari atau bulan di langit. Setan sekarang tak melulu bergentayangan di malam hari. Siang pun bila perlu jiwa setan akan berkelebat dan menyusup ke tubuh para politikus. Memburu kenikmatan berupa kekuasaan yang nantinya dijilati oleh lidah bertuahnya. Menggagahi setiap hari dengan kedangkalan berpikir.

            Setan dijadikan bayangan diri. Politikus menanti ajal di tengah perjalanan. Diintai oleh setan-setan lain. Persaingan makin memanas dan tak perlu nurani.

Tidak ada komentar