Pak Sulaeman si Guru Pembunuh
Guru momok, kami menyebut Pak Sulaeman. Ia berpostur sangat besar, setiap hari pakai kaos biru dan celana training pink. Kombinasi warna yang memuakkan menurut kami. Kalau si guru olahraga SMA kami marah, jangan salah, suaranya seperti guntur atau singa yang siap melahap pohon beringin. Muka kami pasti tenggelam tertunduk menyembunyikan wajah kami agar tak kena semprotan Pak Sulaeman.
'Muterin lapangan lima kali saja kalian nggak kuat?!' teriaknya sambil berkacak pinggang, mulut membuka lebar, dan matanya kedut kedut seperti cacingan.
'Semalam nonton bola, Pak ....' Stephen teman kami menjawab.
Pecah murka Pak Sulaeman. Ia menempeleng Stephen sambil menggerutu bilang kalau kami tidak layak sekolah karena nonton bola sampai larut dan menyarankan agar kami masuk SSB.
'Kalian tahu, badan kita butuh istirahat. Kalau jam 2 malam begadang, itu namanya merampas jatah tubuh untuk mengganti sel sel kalian!'
Waktu itu kuasa Pak Sulaeman sudah kaya Nabi Sulaeman saja. Aneka hewan anak buahnya masuk ke sukma pak guru olahraga kami itu. Kami mau melawan bagaimana coba? Melapor ke Guru BP sama saja bunuh diri, secara Pak Sulaeman pendiri sekolah kami.
RIP Pak Sulaeman
Sebaris kalimat yang membuat kami terentak. Pak Sulaeman mati? Tak percaya! Pasti itu ulah anak anak iseng. Kami saling bertanya dan memang berita itu benar. Lalu, siapa lagi yang akan memarahi kami?
Post a Comment