FIFA si Dokter Jagal bagi Sepakbola Indonesia
Sepak terjang FIFA saat ini semakin membabi buta. Berangasan dan bersifat otoriter. Semua kebijakan dipraktikkan secara kaku dan tidak luwes.
Kericuhan sepakbola Indonesia sejatinya juga akibat ulah FIFA. Institusi yang untuk kesekiankali dipimpin Blatter menjadi tukang adu dan menjebak untuk selanjutnya menggilas. Praktik korupsi di tubuh FIFA sendiri nyaris tak terdengar. Ia tertutup sikap Blatter Cs yang laksana dewa.
Lalu, kasus terbaru adalah didiskualifikasinya tim sepakbola putri Iran. Alasan FIFA, tim Iran memakai atribut agama yakni jilbab. Anehnya, pemberian keputusan itu saat tim Iran baru akan bertanding dengan Jordania di babak kualifikasi tahap dua.
'Kenapa babak pertama kami dibolehkan main?' Ucap manajer tim Iran. 'Percuma juga kami protes. Toh tidak ada permainan kalaupun protes kami menang.'
Iran tidak asal omong. Seragam tim nasional mereka sudah menyesuaikan permintaan FIFA. Tapi Blatter sendiri yang menelan ludahnya kembali.
Keputusan peragu!
Hanya ucapan itu yang pantas buat FIFA.
Jika para pecinta bola rela mati demi garis besar peraturan FIFA, berpanas panas ria, saling mencibir di antara anak negeri, kita sebenarnya sudah dalam perangkap. Seperti IMF yang tak manjur mengobati borok ekonomi Indonesia, FIFA akan mengulang kesalahan khas keledai.
Meribut di www.andhysmarty.multiply.com
Terbaru di www.duniasirkusdannie.wordpress.com
Menggaul di www.facebook.com/Dannie.Travolta
Kericuhan sepakbola Indonesia sejatinya juga akibat ulah FIFA. Institusi yang untuk kesekiankali dipimpin Blatter menjadi tukang adu dan menjebak untuk selanjutnya menggilas. Praktik korupsi di tubuh FIFA sendiri nyaris tak terdengar. Ia tertutup sikap Blatter Cs yang laksana dewa.
Lalu, kasus terbaru adalah didiskualifikasinya tim sepakbola putri Iran. Alasan FIFA, tim Iran memakai atribut agama yakni jilbab. Anehnya, pemberian keputusan itu saat tim Iran baru akan bertanding dengan Jordania di babak kualifikasi tahap dua.
'Kenapa babak pertama kami dibolehkan main?' Ucap manajer tim Iran. 'Percuma juga kami protes. Toh tidak ada permainan kalaupun protes kami menang.'
Iran tidak asal omong. Seragam tim nasional mereka sudah menyesuaikan permintaan FIFA. Tapi Blatter sendiri yang menelan ludahnya kembali.
Keputusan peragu!
Hanya ucapan itu yang pantas buat FIFA.
Jika para pecinta bola rela mati demi garis besar peraturan FIFA, berpanas panas ria, saling mencibir di antara anak negeri, kita sebenarnya sudah dalam perangkap. Seperti IMF yang tak manjur mengobati borok ekonomi Indonesia, FIFA akan mengulang kesalahan khas keledai.
Meribut di www.andhysmarty.multiply.com
Terbaru di www.duniasirkusdannie.wordpress.com
Menggaul di www.facebook.com/Dannie.Travolta
Post a Comment