Pemimpin Umat Para Pengemis dan Gelandangan Jalanan
Pemimpin umat. Mengumpulkan para tua dan muda untuk dilatih mengemis. Menempatkan mereka di tempat tempat ramai orang. Memberi mereka kaleng kaleng yang nantinya diisi koin oleh para penderma. Menampilkan tua renta, remaja beringus, dengan baju compang camping penuh kotoran bertahun. Juga, mendadani mereka dengan tata rias paling dramatis. Tatanan rambut diacak acak, kantung kantung mata yang dibuat menghitam atau kelabu, atau kaki dan tangan disulap bak habis saja dipotong atau terjangkit lepra. Nah, inilah pemimpin umat yang sesungguhnya. Menggerakkan manusia manusia. Membuat mereka lebih produktif, menghasilkan berguna kepada orang lain. Meski, dalam kemasan mengemis. Tidak masalah.
Satu pagi, satu colt Mitsubishi meluncur. Dari sebuah desa yang jauh dari keramaian. Pemimpin umat sudah harus berurusan dengan polisi. Satu ban colt pecah pas di tengah jalan. Padahal anak anak buah berada di belakang. Si Pemimpin Umat bukannya tidak panik, ia sangat grogi. Dan benar. Polisi dengan mata kantuk memberi hormat, dan berkata:
'Selamat subuh, Pak!'
Si Pemimpin Umat menelan ludah, mengatur napas. 'Selamat pagi, Pak Polisi.'
'Bisa saya memeriksa surat surat kendaraan Anda?'
'Boleh Pak. Ini.' Pemimpin umat membuka dompet, membolak balik, menemukan STNK dan SIM. Yang sudah dipersiapkan dirinya. Karena itu surat memang harus selalu ada.
'Lengkap. Tapi Pak ....'
'Siapa orang orang di belakang ini?'
'Kami mau bekerja di kota sana Pak.'
'Ke mana?'
'Ke Magelang.' Si Pemimpin Umat menjawab dengan tangkas.
Pak Polisi menuju ke belakang. Memindai semua penumpang. Tapi berhubung semua anak buah Pak Pemimpin Umat sudah dilatih, tampang mereka sangat meyakinkan. Dan Pak Polisi tak harus berpikir keras untuk meloloskan mereka semua.
'Baik Pak. Silakan dilanjutkan perjalanan Anda.'
'Terima kasih Pak.'
Pak Polisi menjawab sembari memberi hormat, 'Sama sama'
Belum sempat mobil distater, Pak Polisi kembali lagi.
'Ada apa Pak Polisi?' tanya Pak Pemimpin Umat.
'Ndak apa apa. Pinjam duit dong!'
Dan Pemimpin umat memberi uang dengan jumlah yang bagus.
Satu pagi, satu colt Mitsubishi meluncur. Dari sebuah desa yang jauh dari keramaian. Pemimpin umat sudah harus berurusan dengan polisi. Satu ban colt pecah pas di tengah jalan. Padahal anak anak buah berada di belakang. Si Pemimpin Umat bukannya tidak panik, ia sangat grogi. Dan benar. Polisi dengan mata kantuk memberi hormat, dan berkata:
'Selamat subuh, Pak!'
Si Pemimpin Umat menelan ludah, mengatur napas. 'Selamat pagi, Pak Polisi.'
'Bisa saya memeriksa surat surat kendaraan Anda?'
'Boleh Pak. Ini.' Pemimpin umat membuka dompet, membolak balik, menemukan STNK dan SIM. Yang sudah dipersiapkan dirinya. Karena itu surat memang harus selalu ada.
'Lengkap. Tapi Pak ....'
'Siapa orang orang di belakang ini?'
'Kami mau bekerja di kota sana Pak.'
'Ke mana?'
'Ke Magelang.' Si Pemimpin Umat menjawab dengan tangkas.
Pak Polisi menuju ke belakang. Memindai semua penumpang. Tapi berhubung semua anak buah Pak Pemimpin Umat sudah dilatih, tampang mereka sangat meyakinkan. Dan Pak Polisi tak harus berpikir keras untuk meloloskan mereka semua.
'Baik Pak. Silakan dilanjutkan perjalanan Anda.'
'Terima kasih Pak.'
Pak Polisi menjawab sembari memberi hormat, 'Sama sama'
Belum sempat mobil distater, Pak Polisi kembali lagi.
'Ada apa Pak Polisi?' tanya Pak Pemimpin Umat.
'Ndak apa apa. Pinjam duit dong!'
Dan Pemimpin umat memberi uang dengan jumlah yang bagus.
......lebih produktif?
BalasHapusYa produktif. Menghasilkan cerita. Hehehe
BalasHapus