Dan datanglah dewa penyelamat baruku
Langit berlangit. Lapisan bumi cukup menimbun jutaan manusia dalam posisi tegak. Aku di dasar entah di permukaan. Dewa itu datang, mendatangiku, meski aku menjauh, berniat meninggalkannya. Karena aku tahu pasti tak kuasa mendengar nasihat nasihatnya. Pasti walau itu hanya bayanganku semata.
Guru selanjutnya yang harus kudekati. Meski kutahu galaknya melebihi anjing rabies. Guruku kelak yang mengunduhku dari awang awang. Setelah guru planetku kutelan mentah mentah. Kuinjak harga dirinya karena aku tak puas dengan cara mendidiknya. Dasar anak laknat, jika bukan durhaka.
Ketakutanku melebihi keinginanku maju. Ah sialan, mengapa. Tapi sekarang, ayo maju!
Bersama guru guru baru yang lawas.
Guru selanjutnya yang harus kudekati. Meski kutahu galaknya melebihi anjing rabies. Guruku kelak yang mengunduhku dari awang awang. Setelah guru planetku kutelan mentah mentah. Kuinjak harga dirinya karena aku tak puas dengan cara mendidiknya. Dasar anak laknat, jika bukan durhaka.
Ketakutanku melebihi keinginanku maju. Ah sialan, mengapa. Tapi sekarang, ayo maju!
Bersama guru guru baru yang lawas.
Post a Comment