Saya Usul! THR Sebaiknya Sebulan Sekali
Betapa bahagia aku menerima THR. Rasanya bagaikan terbang ke awan. Melompat-lompat di sana, bermain tali, bersenda gurau dengan si Dewa Cupid. Meminjam panah asmaranya, dan menyasar kepala sang bos. Sebagai tanda terima kasih, atas kebaikan hatinya selama setahun bekerja sama dengannya. Aku dan Dewa Cupid bergantian melepaskan anak panah, ke seluruh anak negeri di bawah. Sungguh menyenangkan.
Penghargaan yang pantas diberikan kepada anak buah, sekali setiap tahun. Hati gundah seketika bersuka ria dengan hadiah itu. Berbelanja ke pasar, mengintai barang-barang yang sudah diimpikan, menawar hingga mulut berbuih, menunjukkan superioritas pembeli. Sekali dalam setahun, menuju mudik ke kampung halaman.
THR terindah dalam hidupku. Memeras keringat, memacu jantung, memelototkan mata, berkorban perasaan, meluap setelah dikirim uang satu kali gaji. Syukur kulontarkan kepada Tuhan, mengucapkan haru biru perasaan teruntuk sang bos tercinta. Satu kali dalam setahun. Menuju hari penuh berkah, lebaran mengintip di ambang pintu.
Sarung, sajadah, peci, dan baju koko kuborong meluapkan THR. Tinggal beberapa lembar saja. THR hanya bertandang di hati dalam hitungan jam. Ia tak mau terlalu lama berada dalam genggamanku. Beralih ke para tengkulak, pedagang, penjaja kue, penawar alot, dan perebut simpati para pembeli. Aku berada di dalamnya, terlonjak semangat untuk menghabiskan THR. Sekali dalam setahun. Ria setelah peluh kering, setahun berkutat dengan karya.
Sekali dalam setahun, tak terulang dalam bulan-bulan selanjutnya. Tugas lebih berat menunggu, pelototan bos bengis menanti di balik lebaran. Karya segera dipacu kencang, menciptakan benda-ajaib pereguk rupiah. Setahun lagi, THR baru muncul kembali.
Alangkah bahagia jika THR menyapa kita setiap bulan.
Penghargaan yang pantas diberikan kepada anak buah, sekali setiap tahun. Hati gundah seketika bersuka ria dengan hadiah itu. Berbelanja ke pasar, mengintai barang-barang yang sudah diimpikan, menawar hingga mulut berbuih, menunjukkan superioritas pembeli. Sekali dalam setahun, menuju mudik ke kampung halaman.
THR terindah dalam hidupku. Memeras keringat, memacu jantung, memelototkan mata, berkorban perasaan, meluap setelah dikirim uang satu kali gaji. Syukur kulontarkan kepada Tuhan, mengucapkan haru biru perasaan teruntuk sang bos tercinta. Satu kali dalam setahun. Menuju hari penuh berkah, lebaran mengintip di ambang pintu.
Sarung, sajadah, peci, dan baju koko kuborong meluapkan THR. Tinggal beberapa lembar saja. THR hanya bertandang di hati dalam hitungan jam. Ia tak mau terlalu lama berada dalam genggamanku. Beralih ke para tengkulak, pedagang, penjaja kue, penawar alot, dan perebut simpati para pembeli. Aku berada di dalamnya, terlonjak semangat untuk menghabiskan THR. Sekali dalam setahun. Ria setelah peluh kering, setahun berkutat dengan karya.
Sekali dalam setahun, tak terulang dalam bulan-bulan selanjutnya. Tugas lebih berat menunggu, pelototan bos bengis menanti di balik lebaran. Karya segera dipacu kencang, menciptakan benda-ajaib pereguk rupiah. Setahun lagi, THR baru muncul kembali.
Alangkah bahagia jika THR menyapa kita setiap bulan.
Ah!!! Aku sangat mendukung!!!
BalasHapusTerima kasih. Anda dapat payung cantik dengan renda2 seksi.
BalasHapusAwwwwww orgasmus dah......
BalasHapusKembali dehh, keluar kata andalanmu!
BalasHapusYa iyalah, masa iya dong?!!! Secara gue sekolah, bukan sekodong...... Wkkkkkkkkk....................
BalasHapusBrrrrgggghhhhhhh
BalasHapusKugigit kau cukup dengan taring emas ku!
Gimana kalo THR-nya tiap hari aja? Hihihi
BalasHapuslebih setuju, Teh.
BalasHapusMari nikmati dunia dengan gelimang uang hahaha
Jadi inget Paman Gober ... apa kabar, ya?
BalasHapusJadi inget Paman Gober ... apa kabar, ya?
BalasHapus