Antara Satpam dan Gonggongan Anjing
Anjingku tidur memelas di kandangnya. Rantai melingkar di lehernya, menjuntai dan sebuah kunci menggemboknya. Matanya terbuka separuh dengan lidah yang tak menjulur. Air liur yang olehku kuanggap hina, belum terkumpul banyak. Butuh beberapa jam lagi untuk menghasilkan berikut kebuasan yang akan menjulang. Binatang penunggu rumah, tanpa pernah disentuh. Kuberi makan dengan seucap kata menyuruh penjaga rumah. Dua penjaga rumahku; satpam dan anjing. Dua makhluk berbeda dengan tugas yang sama.
Lolongan serigala terdengar entah berapa kilo jauhnya. Mengusik pak satpam, bukan si anjing. Lelaki tinggi berseragam lengkap bak seorang tentara siap laga itu biasanya berkeliling setiap pukul dua belas. Keresak kakinya sering kali mengagetkanku, aku takut harta bendaku raib oleh pencuri. Tidurku selalu tidak nyenyak meskipun sudah ada dua penjaga rumah setiaku; satpam dan anjing. Waktu yang kutabung untuk meraih semua kenikmatan ini akan cepat meluap jika teledor. Gembok harus dipastikan terkunci, lampu dan sirine anti maling harus berfungsi dengan baik. Satpam selama ini bekerja dengan baik, di malam hari dan siang panas. Tapi mengapa si anjing sekarang ini tidur?
Insomnia. Menikmati malam dengan sekujur tubuh yang dipenuhi oleh ketakutan. Hilangnya segenap kemampuan.
Lolongan serigala terdengar entah berapa kilo jauhnya. Mengusik pak satpam, bukan si anjing. Lelaki tinggi berseragam lengkap bak seorang tentara siap laga itu biasanya berkeliling setiap pukul dua belas. Keresak kakinya sering kali mengagetkanku, aku takut harta bendaku raib oleh pencuri. Tidurku selalu tidak nyenyak meskipun sudah ada dua penjaga rumah setiaku; satpam dan anjing. Waktu yang kutabung untuk meraih semua kenikmatan ini akan cepat meluap jika teledor. Gembok harus dipastikan terkunci, lampu dan sirine anti maling harus berfungsi dengan baik. Satpam selama ini bekerja dengan baik, di malam hari dan siang panas. Tapi mengapa si anjing sekarang ini tidur?
Insomnia. Menikmati malam dengan sekujur tubuh yang dipenuhi oleh ketakutan. Hilangnya segenap kemampuan.
Post a Comment