Header Ads

Aku Bingung Menentukan Ukuran Celana Kolorku

Kenangan saat kita berpisah menyisakan penyesalan mendalam bagiku. Masa-masa terindah sekaligus terkelamku menjadi bayang-bayang yang sulit kulepaskan. Senyum, tangis, gerutuan, umpatan, semua bercampur menjadi hidangan yang susah diungkapkan. Aku ingin kembali ke masa itu, saat aku belajar untuk pertama kalinya mencari uang.

            Aku masih teringat dengan tawaran seberapa besar ukuran celana kantor yang kuinginkan. Selalu dan selalu, sampai sekarang pun aku tak pernah bisa menjawabnya. Entah apa isi dalam otakku sehingga aku tak mampu menjawabnya. Aku selalu menurut dan menerima apapun yang ada di depanku. Memang untuk ukuran zaman sekarang yang serba mahal tak pantas seseorang melakukannya. Tapi kembali lagi aku berpikir, semua rezeki akan bertambah seiring ketulusan kita menerima kenyataan itu. Entah jika cara berpikirku salah. Setidaknya aku telah mengambil keputusan.

            Hingga aku menuliskan catatan ini, aku masih belum mampu keluar dari segala persoalanku. Aku mencoba untuk menerima, menerima, dan pasrah dengan keadaanku. Ini kulakukan semata-mata untuk mendidikku menjadi orang yang tak terlalu rewel dalam hidup. Bukan berarti aku tak mempunyai ambisi dan obsesi hidup. Bukan, bukan itu yang ingin kutunjukkan. Aku hanya ingin belajar bahwa hidup ini tak sesusah yang kita pikir. Kesulitan sebenarnya berasal dari pikiran kita yang menyebut “hidup sudah susah, mengapa kau menambah beban sendiri.”

            Ah, sudahlah. Sulit untuk mengurai permasalahan ini. Lupakan saja masa lalu dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Masa depan masih panjang dan tak mungkin dilalui hanya dengan keluhan. Hanya Tuhan yang tahu semua penyelesaian dalam masalah-masalah yang kulalui.

            Untuk temanku di ujung jalan. Jika aku mengeluh, jangan anggap aku lemah. Setidaknya aku berusaha mencari jalan penyelesaiannya. Itu lebih baik daripada aku menyerah. Dan bila kau tidak mau mendengar, lupakanlah aku dan hapus namaku dalam hatimu.

Tidak ada komentar