LEBUR KE KOMUNITAS
'Pandai pandailah kau berkumpul di Tasik, Le. Pilih komunitas yang bisa membuatmu semakin terang!'
Saya masih ingat pesan bapak waktu melepas saya merantau ke Tasikmalaya. Bapak berujar selain jadi dosen yang mumpuni, saya musti bergaul dengan banyak orang. Tapi, bapak menambahinya, pilih orang orang yang akan menghebatkan. Bukankah berteman itu tak boleh pilih pilih? Semua kalangan kita rengkuh, namun tetap yang punya arah jelas yang musti kita dalami.
Baru bulan kedua ini saya tergerak untuk ke luar dari zona nyaman. Sebelumnya, saya berkutat pada kampus. Saatnya memperluas cakrawala. Berawal dari berkenalan dengan ustaz Ugi dan A Yayan di Masjid Agung, saya mengorek informasi komunitas Tasik.
A Yayan-lah yang bercerita panjang lebar komunitas yang ia tekuni bersama teman temannya. Ada komunitas berbagi nasi, kuliner Tasik, my trip my adventure, seni, dan banyak lagi. Pas sekali kan dengan kesukaan saya? Dapat teman teman baru sekaligus jalan jalan!
'Nanti malam datang saja ke acara kumpul kumpul bakda Magrib!' ucap A Yayan.
'Di mana, A?' tanya saya antusias.
'PDK.'
'PDK? Dekat kontrakan saya, dong.'
Acaranya selametan salah satu anggota My Trip My Adventure yang hamil empat bulan. Ngariyung alias makan makan nasi liwet. Wah, asyik kayanya, nih! Begitu batin saya bersorak.
'Oke, hadir, A!' seru saya.
***
Azan Magrib yang menyebar di udara PDK sampai telinga saya dalam volume yang lebih keras. Itu seolah mendukung saya untuk gabung dan lebur bersama komunitas baru saya di Tasikmalaya. Mandi, salat, dan berdandan, saya siap menerima kode dari A Yayan untuk berangkat ke lokasi acara.
'Saya sudah mau sampai lokasi.' BBM A Yayan.
'Meluncur.' balas saya.
Ealah, jebul dekat. Saya menguluk salam pada empunya rumah, A Ivan dan Teh Pupung, dan berkenalan dengan yang sudah hadir. Saya Jawa sendiri! Tak apalah, uji mental. Bukan saya menyebut teman teman komunitas yang Sunda sebagai alien. Sahabat baru bukan?
Nasi liwet dan uba tampenya terhampar di depan kami. Acara belum mulai tapi teman teman ribut menonton bola. Pun, ketua komunitas mematikan TV dan memimpin acara. Saya mendapat waktu untuk mengenalkan diri. Siap, batin saya. Cas cis cus, inti yang saya ucapkan kalau saya memohon komunitas menerima saya masuk ke komunitas. Kula nuwun.
Besok, rencananya kami akan jalan jalan ke Curug Cimanintin! Asyik punya kan? Besok akan ada laporan perjanan My Trip My Adventure Tasikmalaya.
Saya masih ingat pesan bapak waktu melepas saya merantau ke Tasikmalaya. Bapak berujar selain jadi dosen yang mumpuni, saya musti bergaul dengan banyak orang. Tapi, bapak menambahinya, pilih orang orang yang akan menghebatkan. Bukankah berteman itu tak boleh pilih pilih? Semua kalangan kita rengkuh, namun tetap yang punya arah jelas yang musti kita dalami.
Baru bulan kedua ini saya tergerak untuk ke luar dari zona nyaman. Sebelumnya, saya berkutat pada kampus. Saatnya memperluas cakrawala. Berawal dari berkenalan dengan ustaz Ugi dan A Yayan di Masjid Agung, saya mengorek informasi komunitas Tasik.
A Yayan-lah yang bercerita panjang lebar komunitas yang ia tekuni bersama teman temannya. Ada komunitas berbagi nasi, kuliner Tasik, my trip my adventure, seni, dan banyak lagi. Pas sekali kan dengan kesukaan saya? Dapat teman teman baru sekaligus jalan jalan!
'Nanti malam datang saja ke acara kumpul kumpul bakda Magrib!' ucap A Yayan.
'Di mana, A?' tanya saya antusias.
'PDK.'
'PDK? Dekat kontrakan saya, dong.'
Acaranya selametan salah satu anggota My Trip My Adventure yang hamil empat bulan. Ngariyung alias makan makan nasi liwet. Wah, asyik kayanya, nih! Begitu batin saya bersorak.
'Oke, hadir, A!' seru saya.
***
Azan Magrib yang menyebar di udara PDK sampai telinga saya dalam volume yang lebih keras. Itu seolah mendukung saya untuk gabung dan lebur bersama komunitas baru saya di Tasikmalaya. Mandi, salat, dan berdandan, saya siap menerima kode dari A Yayan untuk berangkat ke lokasi acara.
'Saya sudah mau sampai lokasi.' BBM A Yayan.
'Meluncur.' balas saya.
Ealah, jebul dekat. Saya menguluk salam pada empunya rumah, A Ivan dan Teh Pupung, dan berkenalan dengan yang sudah hadir. Saya Jawa sendiri! Tak apalah, uji mental. Bukan saya menyebut teman teman komunitas yang Sunda sebagai alien. Sahabat baru bukan?
Nasi liwet dan uba tampenya terhampar di depan kami. Acara belum mulai tapi teman teman ribut menonton bola. Pun, ketua komunitas mematikan TV dan memimpin acara. Saya mendapat waktu untuk mengenalkan diri. Siap, batin saya. Cas cis cus, inti yang saya ucapkan kalau saya memohon komunitas menerima saya masuk ke komunitas. Kula nuwun.
Besok, rencananya kami akan jalan jalan ke Curug Cimanintin! Asyik punya kan? Besok akan ada laporan perjanan My Trip My Adventure Tasikmalaya.
Post a Comment