PIDI BAIQ yang UNIK bin CERDAS
Tidak banyak seniman tawa yang mahir menulis. Saya cermati ada segelintir saja di antaranya Raditya Dika dengan sasaran anak muda gaulnya, Pandji dengan ide ide briliannya, Ernest si Cipit yang mulai merangsek dengan pengalaman ke-China China-annya, dan satu lagi Pidi Baiq seniman multitalenta produk Bandung teak. Mereka mencoba mendobrak kebekuan komedi Tanah Air dan mengemas ulangnya menjadi hiburan yang intelek dan menginspirasi banyak orang terutama generasi muda. Lewat buku.
Komedian musti mahir menulis!
Saya selalu berkeyakinan jika komedi bukan asal asalan. Butuh konsep kuat yang tidak cukup dengan melemparkan atau memukul mukulkan sterofom ke lawan melawak di panggung. Juga, seorang komedian musti cerdas membanyol tanpa terjerumus ke topik porno, bullying, atau perendahan martabat lain. Komedi ialah seni mencerdaskan!
Nah, Pidi Baiq yang saya bahas di sini. Hampir dua tahun saya bekerja di penerbit Mizan Bandung, saya tahu kalau Baiq mulai dapat lirikan dari redaksi. Katanya, humor lelaki yang menyatakan diri sebagai imigran dari surga ini unik dan seru. Saya nggak percaya! Waktu itu saya belum mengerucutkan diri ke menulis komedi. Tak pengin saya mempelajari karya Pidi Baiq dengan alasan bukunya tipis dan bukan novel. Biasa, ini bentuk kesombongan saya yang menganggap buku tipis buruk. Maafkan kekhilafan saya, ya!
Enam tahun lepas dari Kawah Candradimuka Mizan, saya bereksperimen dan memutuskan niat untuk jadi penulis komedi. Serius. Ya, kadang bisa bikin pecah tawa pembaca, seringnya garing. Tapi itulah proses. Saya terus mencari dan tetiba kawan dari redaksi Mizan mengompori saya untuk membaca buku Pidi Baiq berjudul "Dilan". Oke saya jabahi masukannya.
Wah, saya cermati Pidi Baiq mulai berkembang dan matang!
Dilan novel utuh Pidi Baiq yang saya simak memilik plot bagus yang membuat pembaca ingin tahu dan penasaran terus. Karakter di dalam novelnya sangat kuat. Ceritanya, Dilan anak SMA yang suka sama Meila. Trik lucu Dilan meluluhkan hati Meila sangat cerdik dan menggemaskan. Berbeda denga Raditya Dika yang cenderung lebay dan porno, Pidi Baiq lebih elegan, smooth, dan guyonannya asyik.
Penilaian saya salah berarti, batin saya.
Baiklah, ini pelajaran buat saya dalam menilai karya. Seorang Pidi Baiq memberi bukti jika semakin dirinya mengasah ketrampilan menulis, berlianlah yang ia dapat. Menurut saya, Dilan sungguh berhasil membuat tawa namun berkelas.
Penasaran dengan Dilan, Meila, dan sosok Pidi Baiq? Novel "Dilan" akan membuat kita terpingkal pingkal! Kerja yang bagus, Baiq!
Post a Comment