BENARKAH KATA "BOKER" PELECEHAN BARAT?
Bagi beberapa orang, buang air besar ialah rutinitas ketika ide mengalir dengan deras. Banyak yang berlama lama, menambahinya dengan membaca buku, atau sekadar melamun untuk berkaca kesalahan masa lalu dan merumuskan masa depan. Pun dengan saya, jika ada pertanyaan tempat favorit, saya menjawab tegas: WC.
Saya menyadari jika bahasa mengalami fase naik turun. Seperti kata "galau", ia akrab akhir akhir ini di seluruh kalangan masyarakat; tua muda, gadis nenek, semua memakainya. Galau menjadi kata yang seksi padahal dahulu tidak diperhitungkan dan kalah dengan istilah gelisah atau yang lain. Pergeseran kata pula terjadi pada "wanita" yang dianggap kasar, karena makna wanita jalang, dan sekarang masyarakat lebih memilih "perempuan" yang mengesankan manis.
Bagaimana dengan "boker" yang bisa mengganti kata buang air besar alias BAB?
Kata teman saya, Rini yang berusia dua puluh tahun, boker ialah usaha Barat menggempur Indonesia. Rini mengatakan itu ketika menyimak tulisan saya di www.rumahdanie.blogspot.com yang beberapa artikel saya menggunakan boker alih alih kata lain yang sepadan. Ia merasakan kata itu kasar.
'Kok bisa, Rin?' tanya saya. Saya tahu Rini kuliah di Sastra Indonesia sehingga sudut pandangnya layak saya dengar.
'Oiya, Dan!' serunya. 'Boker pisau outdoor asli Jerman. Lewat Jerman, orang Barat mengesankan boker sebuah aktivitas yang dekat dengan pembunuhan. Kau tahu, boker sumber inspirasi terbesar kan? Kita sudah menyepakatinya!'
'Ah kau mengada ngada, Rin!'
'Dosenku yang mengatakan itu?'
Saya bertanya siapa namun Rini tak menjawabnya. Ia melanjutkan jika kata boker terus digunakan niscaya perlahan lahan orang Indonesia mandeg kreasinya. Ah, edan betul teori si Rini dengan dosennya! Nggak masuk di otak saya ....
Post a Comment