Tetangga Sarap, Suka Jemur Kasur di Pagar Rumah Kami
Tetangga dekat suka berulah. Menjemur kasur di pagar rumah saat kami pergi berwisata ke Pantai Carita. Awalnya kami tak percaya. Kami anggap sebagai hasutan beberapa gelintir tetangga untuk memancing permusuhan. Antara kami dan tetangga depan rumah. Kami tak percaya. Butuh bukti.
Dan Jumat di akhir bulan Desember, kami menyebar gosip. Jika hari Minggu kami akan pergi ke Eropa selama seminggu. Gempar seluruh kampung. Ada yang berkomentar sinis:
'Pagarmu hati hati Kang. Bisa bisa, hilang dikiloin ama tetangga depanmu.' ucap Bu Oneng.
Ada lagi yang berucap seperti ini:
'Aduh, lama sekali perginya. Tambah kurang ajar nanti tetangga depanmu, Pak. Ga cuma kasur. Kerupuk dijemur di atas ntar.' mulut Pak Ajad ikut juga menambahi.
Kami semakin penasaran. Subuh subuh di hari Minggu kami menggeber kenalpot mobil. Istri dan anak anak saya suruh sembunyi di dalam rumah. Mobil saya lesatkan ke luar dari garasi rumah. Dan saya memarkir di jauh dari rumah. Di kantor kelurahan. Saya berganti kostum, menyamar sebagai orang yang lain dari saya. Kembali ke rumah, mengendap endap. Tak berharap si tetangga depan mengetahui.
Mereka pasti masih pulas tidur.
Lampu depan rumah kami nyalakan. Memberi kesan jika kami benar benar pergi ke Eropa. Berwisata.
Lama menunggu. Gordin kami buka berkali kali, tak harus lebar sangat. Karena itu berbahaya. Kami berada di dalam rumah. Berputar putar, ke sana kemari, tak jinak. Pengin tahu apakah benar tetangga depan menjemur kasur saat kami pergi.
2 jam lewat.
Matahari menaik.
Ada suara keretak. Pintu tetangga depan rumah terbuka. Dan sepasang insan bahu membahu mengangkat kasur. Menuju ke arah kami. Ke rumah kami.
Oh Tuhan. Benar juga kata para tetangga. Dengan mata kepala sendiri kami menyaksikan pemandangan ganjil ini.
Kami bertatapan. Ibu berkata, 'Siapa yang ngompol ya Yah? Kok dijemur terus.'
Saya tak mampu menjawab. Mereka belum dikaruniai anak.
Atau, suami istri tetangga depan kami mengidap sakit lepas klep kemih? Hingga luber terus.
Satu anak saya bertanya, 'Yah, si Om ama Tante jemur kasur. Seprai juga ndak ya Yah?'
'Ndak tahu, Nak.' jawab saya.
Usai menjemur kasur, suami istri itu kembali masuk rumah. Dan, 3 4 5 jam berlalu. Kami berpikir keras bagaimana menyelesaikan kasus ini.
Eropa berbuah jemur kasur.
Dan Jumat di akhir bulan Desember, kami menyebar gosip. Jika hari Minggu kami akan pergi ke Eropa selama seminggu. Gempar seluruh kampung. Ada yang berkomentar sinis:
'Pagarmu hati hati Kang. Bisa bisa, hilang dikiloin ama tetangga depanmu.' ucap Bu Oneng.
Ada lagi yang berucap seperti ini:
'Aduh, lama sekali perginya. Tambah kurang ajar nanti tetangga depanmu, Pak. Ga cuma kasur. Kerupuk dijemur di atas ntar.' mulut Pak Ajad ikut juga menambahi.
Kami semakin penasaran. Subuh subuh di hari Minggu kami menggeber kenalpot mobil. Istri dan anak anak saya suruh sembunyi di dalam rumah. Mobil saya lesatkan ke luar dari garasi rumah. Dan saya memarkir di jauh dari rumah. Di kantor kelurahan. Saya berganti kostum, menyamar sebagai orang yang lain dari saya. Kembali ke rumah, mengendap endap. Tak berharap si tetangga depan mengetahui.
Mereka pasti masih pulas tidur.
Lampu depan rumah kami nyalakan. Memberi kesan jika kami benar benar pergi ke Eropa. Berwisata.
Lama menunggu. Gordin kami buka berkali kali, tak harus lebar sangat. Karena itu berbahaya. Kami berada di dalam rumah. Berputar putar, ke sana kemari, tak jinak. Pengin tahu apakah benar tetangga depan menjemur kasur saat kami pergi.
2 jam lewat.
Matahari menaik.
Ada suara keretak. Pintu tetangga depan rumah terbuka. Dan sepasang insan bahu membahu mengangkat kasur. Menuju ke arah kami. Ke rumah kami.
Oh Tuhan. Benar juga kata para tetangga. Dengan mata kepala sendiri kami menyaksikan pemandangan ganjil ini.
Kami bertatapan. Ibu berkata, 'Siapa yang ngompol ya Yah? Kok dijemur terus.'
Saya tak mampu menjawab. Mereka belum dikaruniai anak.
Atau, suami istri tetangga depan kami mengidap sakit lepas klep kemih? Hingga luber terus.
Satu anak saya bertanya, 'Yah, si Om ama Tante jemur kasur. Seprai juga ndak ya Yah?'
'Ndak tahu, Nak.' jawab saya.
Usai menjemur kasur, suami istri itu kembali masuk rumah. Dan, 3 4 5 jam berlalu. Kami berpikir keras bagaimana menyelesaikan kasus ini.
Eropa berbuah jemur kasur.
hehehe..beneran nih?
BalasHapusBener! Temanq sih yg ngalamin.
BalasHapushaha, datangin aja, aja bicara baik-baik, katakan kalau kamu kurang suka mereka jemur kasur di pagar,
BalasHapus