Penertawa Hidup
Bertemu dirimu yang baru. Yang mengingat saya dengan kekhasan biru. Yang kuyakini sebagai pribadi saya. Kau menawarkan senyum yang tertahan, tidak berlebih seperti di dunia maya. Tak mampu kau menatap saya, matamu liar ke sana kemari tanpa tertumbuk dengan pandangan saya. Dengan tanganmu yang bergerak lincah, saya mengamati dirimu. Olala, makhluk apakah sejatinya kau yang saya sebut Penertawa Hidup.
Post a Comment