Geliat Burkat Calon calon Pengusaha Muda
Kepada petualang petualang sejati. Mempertaruhkan nyawa untuk risiko yang telah pasti. Tidak bersembunyi, di rerimbun, menunggu sang penguji nyali pergi. Dan selanjutnya tertawa lebar, karena usaha tak ada yang mengusik.
Mencari peluang, menemukan sisi kehidupan lain yang lebih bersinar. Dan ia berada di dua dunia, saya di satu dunia yang masih belum pasti. Itulah kami, dengan diskusi, yang sebetulnya masih satu arah. Karena saya lebih suka mendengar, ia berceloteh panjang lebar, dan sebetulnya saya kepayahan menerima segala pemasukan darinya, dan saya mengerti inti pembicaraannya. Ia menikmati pilihan sekarang, untuk mungkin lima tahun berkata lain. Saya, sekarang sudah memutuskan untuk tegar menerima hasil pilihan yang saya bentangkan, yang saya sombongkan, yang saya ingin umumkan ke dunia yang pernah mengumpat habis pemikiran saya. Selanjutnya, mungkin, lima tahun saya sudah membangun kerajaan bisnis. Dan teman saya juga mempunyai aset yang ia banggakan. Kerajaan bisnis versi dirinya.
Hanya bagi para pemimpi saja keindahan itu akan ditunjukkan. Tuhan tidak menyukai mereka yang duduk manis, mendengar musik tanpa mengapresiasi, bahkan mencibir deras seni yang sedang ia nikmati. Dunia membutuhkan orang orang kreatif yang mampu menyikapi segala rupa cerita, manis sedang rasa ataupun tak mengenakkan. Dan, esok hari kami menjadi pengusaha yang benar benar berusaha dan beramal.
Dua kata yang teramat indah bagi saya: Berusaha dan Beramal.
Itu terucap dari mulut teman lawas sekaligus baru saya. Yang sama sama menyatakan sebagai calon pengusaha.
Bukankah dua hal itu sudah saya praktikkan? Sudah, tapi bertakar kurang. Jauh dari mimpi mimpi yang dirajut.
Bantulah saya, Tuhan. Dan teman teman saya yang ingin berusaha dan beramal.
Post a Comment