Tip Jebol Geyol Ujian CPNS 2009
Pengalaman kerja untuk pertama kalinya adalah pengalaman paling menggairahkan dari semua pendamba kerja. Lulusan SMP, SMA, bahkan perguruan tinggi pun bercita-cita untuk bekerja. Ini adalah sebuah proses kehidupan; hidup, tumbuh, sekolah, lalu bekerja. Bisa jadi proses ini berjalan linear, kadang kala di saat kita bersekolah diiringi bekerja, di kala sudah bekerja tingkat tumbuh seseorang dalam menuju kedewasaan baru berjalan. Seluruh kehidupan mempunyai makna masing-masing, dan perlu kita cermati untuk mendapatkan capaian optimal.
Kehidupan memang keras, ini dibuktikan dari persaingan kemampuan antar lulusan yang amat ketat. Siapa yang mampu menunjukkan kelebihannya di depan tim penilai, maka dialah yang akan mengisi kebutuhan kerja. Di lain pihak, orang yang kurang bisa mengenali kemampuannya, maka bisa dipastikan chance nya juga menipis. perlu proses pengenalan diri sebelum memasuki dunia kerja. Perlu diingat, dunia kerja amatlah berbeda dengan dunia idealitas sekolah atau pun kampus. Apabila dunia sekolah seolah kita diberikan panduan pendidikan dan kita tinggal melaksanakannya, maka di dunia kerja lain halnya. Kita dituntut kreatif, licik melihat kesempatan, mengenali karakter diri, juga melakukan eksplorasi semaksimal mungkin. Berikut akan kami sajikan beberapa tips saat pertama kali memasuki dunia kerja:
A. Mengenal Karakter dan Budaya Perusahaan yang Diincar
Pelaku pekerjaan ada beberapa macam, diantaranya perusahaan sebagai pemilik modal, penyedia kesempatan atau lahan kerja; pekerja yang menyediakan jasanya untuk memproduksi sebuah hasil; dan konsumen kerja yakni masyarakat. Ketiga komponen ini saling berinteraksi dan saling melengkapi. Jika salah satu dari ketiganya melakukan pemogokan atau kasarnya tidak menghasilkan, maka akan lumpuh jalannya produksi.
Kita umpamakan ketiga komponen tersebut adalah mesin selep motor. Perusahaan adalah pemilik bahan-bahan seperti mesin, beras, bahan bakar; pekerja menjadi penjalan mesin tersebut, sehingga dihasilkan tepung yang nantinya akan dinikmati masyarakat. Coba bayangkan apabila ketiganya ada yang rusak, dipastikan jalannya produksi akan terganggu. Mesin yang rusak, bahan bakar kehabisan, atau misalkan pekerjanya sakit, bisa menghambat produktivitas. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi yang solid untuk menjalankan proses produksi ini.
Sebagai orang baru yang akan masuk ke dalam rumah produksi (perusahaan) diperlukan kecerdikan untuk bisa menembus rumah tangga tersebut. Apabila kita mengandaikan perusahaan adalah sebuah kasus kriminalitas, maka kita harus mendalami dan mengurai apa latar belakang kasus tersebut, pendalaman karakter tersangka, dan menyelidiki aneka hal yang bisa memperlancar proses pengintaian. Seorang detektif harus bisa meneropong segala hal yang bisa menguntungkannya dan membuka tabir gelap setiap kasus. Namun tentu saja satu kasus dengan kasus lainnya akan berbeda penanganannya. Hal inilah yang menjadi tantangan setiap orang yang akan masuk ke dalam sebuah perusahaan impiannya.
Ucapkanlah salam kepada perusahaan yang melakukan uji kesempatan. Anggap mereka sebagai calon pengantin Anda, dan tetaplah bersikap santun. Tentu kesantunan itu tidak dibuat-buat, tunjukkanlah keorisinalitas pribadi Anda. Dan ini dilatih terus dalam keseharian sehingga nampak aura positip yang dapat ditangkap oleh perusahaan yang kita incar.
Kita perlu mengenali karakter perusahaan yang kita masuki. Posisikan Anda sebagai karyawan profesional seperti yang mereka inginkan. Sebagai contoh, apabila Anda mendaftar sebagai karyawan bank, maka sebelumnya Anda telah mempelajari budaya bank tersebut seperti apa. Cara berbusana yang sesuai dengan karakter bank. Visi dan misi bank tersebut, aparatur bank tersebut, positioning bank tersebut dalam percaturan perbankan di tanah air, atau segala tetek bengek. Hal ini sama saja apabila kita ingin meminang seseorang untuk menjadi pasangan hidup kita, maka kita selayaknya telah mengetahui karakter sang calon luar dan dalam. Dunia perusahaan pada intinya adalah peminangan dalam kesatuan hati. Apabila seorang calon pekerja memenuhi kriteria yang diinginkan perusahaan tersebut, maka dia akan mendapatkan kesempatan itu. Oleh karena itu pencarian materi perusahaan mutlak dilakukan oleh peserta ujian. Melalui internet, surat kabar, atau media pendukung lain.
B. Mengenal Diri
Hal mendasar ketika kita akan melakukan ujian masuk kerja, adalah pengenalan karakter diri, hal ini berkaitan dengan minat kerja, bakat, kepercayaan diri, ataupun intuisi tentang karier pada perusahaan yang diincar. Selayaknya kita tidak boleh coba-coba alias iseng, hal ini akan terlihat dari bahasa tubuh yang dihasilkan pada saat tes tertulis, wawancara, maupun kesehatan. Tetap fokus dan pastikan Anda yakin perusahaan yang Anda pinang adalah pilihan ideal bagi Anda. Bisa jadi Anda melakukan coba-coba dalam tes, dan Anda beruntung dapat masuk. Tapi apabila Anda tidak memiliki minat terhadap pekerjaan tersebut, bisa jadi di tengah jalan Anda menemui jalan buntu dan merasa bosa dan ingin ke luar. Oleh sebab itu, langkah pertama kali adalah mantapkan bahwa perusahaan yang diincar adalah perusahaan idaman. Namun seringkali impian muluk untuk kerja di perusahaan tersebut tidak tercapai alias mengalami kegagalan. Hal ini harus kita sikapi sebagai latihan belaka, toh masih banyak kesempatan lain, perusahaan idaman lain. Bukankah sebuah kegagalan adalah awal dari kesuksesan? Jangan pernah berhenti mengenali diri sendiri, lakukan koreksi di mana kekurangan Anda, ukur kemampuan, dan lebih cermatlah mempelajari perusahaan yang kita incar.
1. Tes Kerja
Tes kerja meliputi berbagai macam hal, bisa berupa tes psikologi, tes wawancara, tes kesehatan, dan lain-lain. Antar elemen tes bisa dilakukan beberapa kali, ini sebenarnya bukan monopoli perusahaan yang kelak memakai jasa peserta tes, namun dikarenakan perusahaan juga tidak berani ambil resiko dalam penerimaan karyawannya. Perusahaan dipastikan akan memilih calon karyawannya dengan hasil yang paling siap, kompeten, cerdas, dan memenuhi kriteria sesuai budaya perusahaan. Inilah sebenarnya tantangan yang harus dipecahkan seorang peserta tes yang ingin mengincar salah satu kursi yang ditawarkan perusahaan.
a. Tes Psikologi
Dalam pandangan kami, tes psikologi sebenarnya bukan melakukan tes benar dan salah. Dalam ilmu psikologi, pengenalan karakter manusia tidak ada benar dan salah, melainkan apakah peserta tes ini mempunyai beberapa elemen, yakni: kejujuran, konsistensi, kepekaan sosial, ketanggapan, kecerdasan, pengenalan potensi diri. Banyak sekali memang yang diteskan, tapi pada intinya tes ini dilakukan untuk mengenali karakter peserta apakah sesuai dengan perusahaan penguji. Ada beberapa tips agar kita mampu melakukan tes psikologi secara maksimal:
- Usahakan sebelum tes sarapan terlebih dahulu. Konsentrasi akan buyar apabila perut kosong. Hal ini dikarenakan energi yang dikeluarkan saat berpikir akan keluar banyak. Perlu diketahui bahwa energi orang berpikir akan lebih besar dibandingkan energi orang berolahraga (beri tabel pengeluaran energi)
- Siapkan alat tulis selengkap mungkin. Bila mana perlu siapkan cadangannya, jika sewaktu-waktu terjadi problem mendadak. Jangan sampai Anda meminjam alat tulis peserta ujian lain, selain akan mengganggu tes peserta lain, Anda sendiri juga akan terserang kepanikan hingga membuyarkan konsentrasi.
- Cara berpakaian saat tes juga harus diperhatikan. Perlu diketahui bahwa tes masuk kerja adalah perjuangan hidup dan mati, tak ayal banyak orang akan pamer pakaian, pamer pengalaman, pamer cara bicara, dan usaha licik lain untuk mengurangi antusias kita dalam melakukan tes. Secara kasar bisa dibilang saling menjatuhkan. Modal awal visual yang harus dicamkan adalah cara berpakaian dan cara menyajikan diri.
- Pelajari karakter tempat ujian. Usahakan sebelum tes, Anda melakukan survei tempat, sehingga Anda telah siap tes saat memasuki ruangan. Sangat tidak dianjurkan Anda mencari tempat pada hari tes, selain menghindari kesalahan mendadak seperti kemacetan, salah lokasi ujian, dan lain-lain, pengenalan tempat ujian juga akan membuat kondisi psikologi tetap terjaga.
- Jangan panik saat melihat lawan tes Anda mengoceh bak beo. Tetaplah fokus menghadapi tes. Sangat dianjurkan untuk mengisi waktu tunggu tes dengan membaca. Hal ini dikarenakan membaca akan menjaga rileksitas pikiran, kefokusan, dan mengalihkan kecemasan. Seorang peserta tes secerdas dan selihai apapun tetap saja akan terserang panik, oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk meredakan. Diantaranya adalah minum air putih yang banyak. Menurut kesehatan, air putih akan menekan kadar naiknya tekanan darah. Namun implikasinya adalah tingkat keseringan buang air kecil akan meningkat. Tidak masalah jika Anda sering buang air kecil, ini menandakan Anda akan membuang energi negatif dari kecemasan. Oleh karena itu, jangan pernah lupa untuk membawa air mineral ketika menghadapi tes.
- Siapkan kartu identitas diri, foto kopi ijazah dan transkrip nilai, atau apapun persyaratan yang dibutuhkan perusahaan. Jangan pernah beralasan, “Maaf Pak, kartu ujian saya tertinggal di rumah.” Atau “Masak saya harus kembali ke Jawa, Pak?” Usahakan tetap menjaga kesantunan dalam berbicara dan bertindak, dan yang paling penting adalah menjaga kesan pertama yang kita tunjukkan di depan para penguji. Sekali kita tidak bersikap simpatik, bisa jadi tim penguji tidak respon terhadap kita di tes selanjutnya. Atau bisa jadi malah tidak diluluskan saat itu juga tanpa sepengetahuan kita.
- Usahakan berpenampilan seprofesional mungkin. Tinggalkan segera budaya saat di sekolah. Perlu disadari, budaya sekolah yang kadang menyepelekan guru, berteriak kencang saat mendengar kesalahan penguji dalam membagikan kertas, berisik. Mohon segera Anda tinggalkan. Posisikan Anda sebagai “peminta” kerja yang akan berhadapan dengan tim penguji handal. Akan tetapi jangan terlalu kaku, hal ini juga akan miss manfaat juga. Lebih baik posisikan para penguji sebagai sahabat yang akan mengulurkan tangannya membantu Anda mengenali diri melalui tes dan membuat Anda nyaman dalam tes.
b. Saat Tes Berlangsung
Menegangkan, membuat hati kecut kala melihat hamparan pesaing juga turut serta menyemarakkan perebutan singgasana kerja. Tapi kita harus mengakui bahwa mencari kerja sangatlah tidak mudah, oleh karena itu tunjukkanlah kemampuan terbaik Anda, jangan pernah menganggap remeh ujian sekecil apapun. Tes pertambahan, pengurangan, perkalian, yang biasanya kita berpikir bahwa itu tugas anak SD segera hilangkan. Ini mengakibatkan kita angkuh dan menyepelekan ujian. Biasanya tes ini mengukur kemampuan kita dalam kecermatan dan kefokusan.
- Usahakan duduk dalam posisi paling enak dan serileks mungkin. Cara duduk yang baik akan membuat otot-otot tidak tertekan dan peredaran darah lancar menuju otak.
- Fokus kepada naskah ujian, jangan pedulikan pesaing lain. Bukan berarti kita cuek dalam hal ini, akan tetapi ujian membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi, barangkali pesaing juga berniat untuk mengacaukan konsentrasi tes kita.
- Perhatikan seluruh penjelasan cara tes dari panitia penguji, jangan pernah gegabah dan sombong karena pernah melakukan tes yang sama. Bisa jadi tes yang dilakukan sama, akan tetapi cara pengisian berbeda. Biasanya menjumlahkan dari atas ke bawah, dan panitia penguji mengalihkan cara pengujian dari bawah ke atas. Jika hal ini dilakukan, dipastikan Anda ke luar dari jajaran peserta tes pada tahap berikutnya.
- Jangan pernah mendahului pada bagian tes sebelumnya. Biasanya para penguji terkesan cuek, namun mereka tetap memasang telinga, mata, dan indera pembauan mereka untuk mencium gelagat kecurangan para peserta ujian. Apabila satu bagian telah selesai dan waktu masih tersisa, gunakanlah waktu tersebut untuk memantapkan hasil pengisian. Ini akan melatih Anda berbuat fair dalam menjalani tes, dan implikasinya adalah saat masuk di dunia kerja Anda akan terbiasa untuk jujur.
- Jika sebelumnya dijelaskan kita boleh meminum air putih banyak, maka sebelum tes dimulai jika panitia memberikan kesempatan untuk buang air kecil, gunakanlah kesempatan itu sebaik-baiknya untuk menuntaskan hasrat kecil tersebut. Karena pada saat tes berlangsung tentu panitia tidak membolehkan peserta meminta izin ke kamar kecil karena akan mengganggu proses ujian.
c. Tes Wawancara
Wawancara adalah pekerjaan mudah namun sulit. Dikatakan mudah karena sejak kecil kita sudah terbiasa untuk berucap. Namun kesulitan itu bisa saja terjadi pada saat kita dalam posisi tertekan. Semua bahan pembicaraan yang telah kita tata, yang kita perkirakan akan ditanyakan oleh tim penguji serta merta akan hilang karena kita mengalami stres atau grogi. Perlu strategi khusus agar tes wawancara berjalan dengan maksimal. Tes wawancara biasanya digunakan untuk cross check apakah hasil dari tes psikologi sesuai dengan ucapannya. Di samping itu tim penguji akan menilai body gesture kita dalam merespon semua pertanyaan. Peserta yang ragu dalam menjawab, berbohong atau menyembunyikan fakta maka akan terlihat dari perubahan mimik, atau gerakannya. Dan inilah yang menjadi bahan pertimbangan apakah peserta tes akan melanjutkan tes selanjutnya. Namun jangan terlalu dianggap serius hal ini, tetap fokus tetapi rileks. Bagaimana hal tersebut bisa dilakukan? Fokus namun rileks?
Kunci awalnya adalah jujurlah kepada diri Anda, hal ini akan memperingan Anda pada setiap pertanyaan. Contohnya begini: Apabila Anda ditanya apa kegiatan Anda selama di kampus? Lalu, karena Anda termasuk mahasiswa pasif dan tidak suka bersosialisasi melalui kegiatan kampus, lantas Anda menjawab ikut kegiatan mahasiswa teknik. Mungkin menurut Anda hal ini akan mengurangi kekurangan Anda dengan sedikit berbohong, memang betul semua mahasiswa akan termasuk Keluarga Mahasiswa Teknik, tapi hal ini akan menjerumuskan Anda ke dalam lubang kegagalan tes. Para penguji akan terus mendesak Anda dengan pertanyaan yang menguji seberapa jujur Anda dan seberapa dalam penguasaan Anda terhadap kegiatan mahasiswa tersebut.
Selanjutnya adalah kemampuan dalam berkomunikasi. Ini sebenaranya tidak mudah dilakukan tapi bisa dipelajari. Ada banyak teori yang memberikan alternatif bagaimana berhasil melampaui wawancara, akan tetapi kelihaian kita dalam berbicara tidaklah didapat dalam waktu instan. Perlu praktik, mengoreksi kesalahan, dan praktik lagi.
(Buat segitiga baca, praktik, dan koreksi)
Segitiga tersebut merupakan sebuah panduan kita untuk memantapkan cara berkomunikasi yang baik sehingga dapat menyukseskan wawancara.
- Membaca menjadi semacam asupan kosakata kita. Dengan membaca, simpul-simpul syaraf kita akan terlatih untuk tetap berfungsi dengan baik, dan aliran darak ke otak lancar. Dengan membaca secara rutin, diharapkan kosakata yang muncul saat kita diwawancarai akan banyak, dan tidak membosankan tim penguji. Selain itu dengan kebiasaan membaca, kita akan terbiasa melihat arah pembicaraan akan kemana dan kita akan dengan mudah membuat langkah taktis untuk menyikapi bahkan menghindari jebakan-jebakan tes.
- Praktik
Cara termudah untuk mengatur intonasi dan ucapan kita adalah mencaharkan buku yang kita baca. Bacalah dengan keras, dan lakukan eksplorasi nada, sampai kita pastikan ucapan kita sesuai dengan dialog dalam buku tersebut. Cara lain adalah dengan berlatih di depan cermin. Lihat diri Anda, percayalah bahwa diri Anda mampu berbicara dengan baik, dan atur bahasa tubuh Anda sampai Anda merasa nyaman. Anggaplah cermin itu sebagai tim penguji yang melihat penampilan Anda. Jadi sebenarnya yang melihat kapasitas kita bukan panitia penguji, melainkan kita sendiri dan yang menentukan kita melangkah atau tidak ke babak selanjutnya adalah diri kita sendiri. Tetaplah percaya diri dalam berlatih komunikasi.
Pelajaran termudah untuk memantapkan cara berkomunikasi yang ideal adalah dengan mempelajari para presenter berita di televisi. Profesi mereka yang menuntut penguasaan panggung, penguasaan berita, dan pelafalan yang sempurna, bisa kita jadikan acuan untuk mencari pola komunikasi yang baik dan mengena hati para penguji tes.
- Koreksi
Pengoreksian muncul ketika kita telah terbiasa melakukan wawancara. Setelah selesai berhadapan dengan tim penguji biasanya kita akan menerka-nerka hal-hal apa yang dirasakan meragukan dan mana yang kuat saat kita menjual kemampuan kita. Untuk lebih memperkuat hasil di wawancara mendatang, ada baiknya Anda membuat catatan di mana letak kekuatan kita, kelemahan yang harus diperbaiki, dan aneka rupa catatan. Catatan ini berfungsi sebagai semacam analisis hasil wawancara dan reminder untuk mengawasi kita agar selalu maju dalam peningkatan komunikasi. Koreksi lain dapat berupa brain storming dengan berbagai posisi orang. Saat kita melakukan perbincangan, usahakan kita menjadi pendengar yang baik, apa yang dikatakan oleh orang lain kita cerna dan jangan dahulu patahkan pembicaraan orang tersebut. Kita saring kata-kata paling kuat dari mereka, dan kita buang kata-kata yang dirasa kurang perlu. Kita boleh saja memberikan respon balik kepada teman berbicara kita, namun usahakan dilakukan dengan santun. Anggap saja itulah kesempatan kita untuk melakukan ekplorasi komunikasi.
Tips lain saat melakukan wawancara adalah berusaha cermat saat mendapatkan pertanyaan penguji. Seperti ini misalkan, “Kelemahan Anda sebenarnya apa?” Ini merupakan sebuah pertanyaan ambigu, dalam artian bisa jadi Anda diharuskan jujur tapi bisa jadi Anda melemahkan nilai diri. Diperlukan usaha cerdas untuk menjawab pertanyaan seperti ini. Kita harus memberikan jawaban yang jujur namun tetap saja mengesankan bahwa kita berpotensi dan tidak lemah. Kita bisa menjawabnya dengan, “Saya orang yang sering telat makan karena terlalu sibuk bekerja.” Atau “Karena terlalu banyak olahraga maka konsentrasi saya turun.” Jika hal ini dirasa masih kurang, Anda bisa menutupnya dengan kalimat andalan. “Saya akan memperbaiki kekurangan itu.”
d. Diskusi Kelompok
Sungguh beruntung apabila Anda telah mengasah diri di kampus dengan mengikuti kegiatan mahasiswa. Ini juga berlaku bagi calon pekerja dari lulusan sekolah menengah, dimana dia pernah mengikuti ekstrakurikuler. Secara tidak langsung, calon pekerja yang sering mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut akan terasah secara sosial. Kepekaan pengikut kegiatan itu akan lebih terasa dibandingkan yang tidak pernah mengikuti. Kemampuan bekerjasama, penerimaan terhadap kelebihan dan kekurangan rekan kegiatan, kemampuan berdiplomasi, cara mengatasi masalah, akan terasah dengan baik. Namun tidak menutup kemungkinan orang yang tidak pernah mengikuti kegiatan juga bisa menembus dunia kerja. Hal ini dikarenakan tes kerja penuh dengan misteri yang tidak pernah kita duga. Semua tergantung pada kesungguhan kita dan cara meyakinkan dewan juri bahwa kita mempunyai kemampuan, menunjukkan hal tersebut dengan itikad baik dengan belajar sungguh-sungguh.
Komponen tes yang seringkali diujikan diantaranya adalah diskusi kelompok. Biasanya kita akan dibagi menjadi grup-grup yang salah satu grupnya berisi empat sampai dengan delapan orang. Juri biasanya akan membiarkan kita menentukan jalan perbincangan. Inilah hal yang sangat menentukan dalam penilaian. Biasanya penguji akan meninggalkan ruang tes dan membiarkan kita menentukan pembicaraan. Jangan pernah anggap bahwa juri cuek saja, bisa jadi mereka telah mempersiapkan perekam suara ataupun kamera tersembunyi untuk mengukur sejauh mana peranan kita dalam diskusi tersebut. Jadi tetaplah fokus dan tunjukkan kemampuan.
Pengambilan Peran Diskusi
Ada baiknya Anda mengambil peran sesuai dengan karakter Anda. Apabila Anda mempunyai bakat memoderatori percakapan, maka pilihlah itu dan konsekuenlah membuat perbincangan agar mengalir dan berisi.
- Moderator
Seorang moderator dituntut memiliki kemampuan di atas rata-rata, selain menentukan arah pembicaraan, dia harus mampu mengenal karakter peserta lain sehingga tidak satu orang saja yang dominan mengeluarkan pendapat sedangkan yang lain diam membisu. Hargailah pendapat mereka, rekam dalam catatan, apabila ada pertanyaan penting maka lemparkanlah pada peserta tersebut atau lemparkan ke forum. Selain bertanggung jawab terhadap hasil pembicaraan, moderator harus mempunyai ambisi pribadi juga untuk menentukan arah pembicaraan sesuai dengan rule Anda. Anda juga berhak mengomentari tema yang disepakati, tapi tanpa menunjukkan kediktatorannya. Seorang moderator harus pandai membaca situasi, mengintai kecerdikan lawan, mengukur potensi lawan, dan melemparkan ide-ide segar. Hal yang perlu diperhatikan dan selayaknya dihindari adalah: Jangan memotong pembicaraan peserta lain. Usahakan apabila peserta lain terlalu lama mengemukakan pendapat, sebelumnya disepakati beberapa pilihaan antar peserta. Berapa menit peserta harus menyampaikan pendapatnya. Inilah kesempatan kita untuk menunjukkan kemampuan kita dalam mengoordinasikan sebuah forum.
- Peserta
Karena waktu yang diberikan untuk diskusi sangat sedikit, biasanya diskusi hanya dibagi ke dalam dua peranan; moderator sekaligus pimpinan diskusi dan peserta. Fungsi moderator telah diuraikan di atas, namun peranan peserta diskusi juga tak kalah pentingnya. Karena semua peserta berperan penting terhadap kesuksesan jalannya diskusi maka peran serta peserta sangat dibutuhkan. Peranan peserta yang seperti apa yang dibutuhkan agar diskusi menjadi lebih hidup dan mampu menyita perhatian penilai?
Hal-hal yang dibutuhkan adalah:
- Penguasaan Materi
Hal terpenting yang menentukan seseorang akan “menaklukkan” diskusi adalah seberapa besar peserta menguasai materi. Ada beberapa tipe diskusi, diantaranya kita dibiarkan saja menentukan topik. Bila hal ini yang diujikan, sebisa mungkin kita menawarkan ke forum atau mengajukan pendapat terhadap isu aktual, topik yang sedang hangat dibicarakan publik. Tentu saja dalam menyampaikan pendapat juga harus semaksimal mungkin persuasif, tunjukkan alasan realistis Anda saat mengajukan pendapat tersebut. Jika hal ini disetujui oleh forum, maka dengan mudah kita menguasai diskusi. Tapi jangan anggap peserta lain tidak mempunyai kemampuan penguasaan materi yang kita tawarkan dan telah disepakati seluruh peserta. Kita harus jeli melihat segenap kemampuan peserta lain. Dan hal ini akan ditunjang dengan seberapa besar tingkat membaca dan mengambail makna di setiap bacaan kita. Orang yang suka membaca untuk mengolah kemampuannya biasanya akan lebih jeli dan mampu memainkan ritme diskusi. Oleh karena itu jangan ceroboh dalam mengambil topik. Usahakan menawarkan topik yang benar-benar kita kuasai, kita menikmatinya saat mengutarakannya, dan mutu topik yang berbobot.
Jenis diskusi kedua adalah topik yang harus dibicarakan telah disiapkan oleh tim penguji. Jika hal ini yang terjadi, maka siap tidak siap kita harus dapat melakukannya. Oleh sebab itu, sebelum kita melakukan tes diskusi kelompok ada baiknya Anda kumpulkan berbagai informasi berkaitan perusahaan penguji. Ambil contoh, apabila kita akan melakukan tes diskusi kelompok perusahaan perbankan. Sebelumnya kita harus tahu persis hirarki bank, produk-produk andalan bank tersebut, fokus bank tersebut apa, dan lain sebagainya. Coba cari di internet, biasanya profil perusahaan ditampilkan dan kita bisa belajar dari situ.
Bagaimana jika kita mendaftar di sebuah bank akan tetapi dasar ilmu kita tidak ada sangkut pautnya dengan hal-hal ekonomi? Satu jawabannya adalah “Mengapa tidak?”. Di era kemajuan seperti ini, berbagai perusahaan memberikan kesempatan bagi lulusan perguruan tinggi atau sekolah dari jurusan manapun untuk bergabung. Biasanya mereka menyediakan program “Management Trainee” yang akan menampung kemampuan dan bakat-bakat baru bagi kelangsungan perusahaan mereka. Sebuah perusahaan, bank misalnya, tidak hanya akan diisi sarjana ekonomi bisa jadi sarjana pertanian, peternakan, insinyur, dan dispilin ilmu lain. Hal ini dikarenakan perusahaan tersebut di masa mendatang akan melakukan diversivikasi usaha. Misal bank akan memberikan sebuah kredit ringan jangka panjang bagi para peternak ayam. Kebutuhan sarjana peternakan juga akan menjadi kekuatan tersendiri bagi perusahaan. Jadi jangan pernah takut untuk mencoba tantangan baru, tentu diikuti dengan kemampuan dan ketertarikan terhadap salah satu bidang kerja.
- Kecerdasan menangkap peluang
Tes diskusi kelompok adalah cerminan kecil dari dunia kerja sesungguhnya. Kapasitas kita dalam mengolah emosi saat bersosialisasi dengan peserta ujian lain sangat menentukan sejauh mana kualitas kita. Orang yang cenderung emosional ketika mendapatkan kritik, masukan, maupun umpan balik dari orang lain, serta merta akan terlihat dalam diskusi forum. Oleh karena itu kita harus pandai-pandai mengatur tingkat emosional kita, jangan sampai kita terjebak dalam alur “lawan” kita. Sebisa mungkin celah yang ada harus kita manfaatkan untuk “show” kemampuan kita. Sebagai contoh, saat moderator mengungkapkan sebuah topik, manfaatkan kesempatan itu untuk memperlihatkan kelihaian kita dalam berkomunikasi. Ungkapkan ide-ide segar kita bagaimana kita mengolah suatu permasalahan, cara keluar dari sebuah problema, atau apapun yang kita rasa memberikan pencerahan terhadap suatu masalah. Lugas, padat, dan menyasar terhadap pertanyaan-pertanyaan. Jangan pernah tunjukkan bahwa kita tidak mampu, seperti mengungkapkan “kira-kira”, “mungkin”, “barangkali”, ucapkan dengan penuh kepercayaan diri dan tunjukkan bahwa Anda apabila nanti diberikan kesempatan untuk bekerja akan mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan baik.
- Keberanian dan kemampuan mengungkapkan pendapat
Seperti kita ketahui proses pendidikan Indonesia sedang berusaha mencari bentuk ideal. Dari pengalaman ketika kita menempuh pendidikan baik SD, SMP, SMA, maupun perguruan tinggi, kita telah dibiasakan untuk menerima saja bahan pelajaran dari guru masing-masing. Memang tidaklah adil untuk menilai semua pelaku pendidikan di Indonesia kurang memadai, namun secara keseluruhan pendidikan kita masih belum bisa menciptakan suatu suasana yang memungkinkan anak didiknya untuk aktif mengungkapkan pendapatnya. Tak jarang murid yang memiliki tingkat kekritisan di atas rata-rata, sering mendebat pernyataan guru dan melontarkan berbagai pertanyaan, dianggap orang aneh di lingkungan kita. Padahal hal seperti itu adalah hal yang musti dilakukan agar pola pendidikan kita bisa berlangsung dua arah, antara pengajar dan yang diajar.
Baiklah kita tidak akan terlalu memusingkan sistem pendidikan tanah air, ada baiknya kita akan mencoba menncari cara bagaimana seseorang timbul keberaniannya dan mampu mengeluarkan pendapatnya secara lugas dan terarah. Memang tidaklah mudah untuk menjadi seorang pembicara yang berkapasitas baik. Namun hal ini bisa dilatih sedikit demi sedikit, dilakukan mulai hal terkecil, hingga kita dapat menemukan cara komunikasi ideal disesuaikan dengan karakter masing-masing.
Beberapa tips yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Hapus pemikiran bahwa Anda tidak bisa berbicara di depan umum. Jika hal ini terjadi dan sering kali menjadi alasan Anda untuk mengungkapkan pendapat, bisa dipastikan Anda mengalami krisis kepercayaan diri yang amat parah. Letakkan posisi anda sebagai orang yang ingin belajar, sehingga kesalahan adalah hal wajar yang bisa diperbaiki dan memang kesalahan itu perlu. Jangan takut untuk mencoba mengungkapkan pendapat.
2. Ungkapkanlah apa yang pertama kali terpikirkan oleh Anda bila mendapatkan pertanyaan dari orang lain. Biasanya kata yang pertama kali terlintas dalam pikiran kita, itulah awal dari ide brilian yang bisa kita kembangkan menjadi jalinan kata bermakna.
Misal saja kita mendapatkan pertanyaan “Bagaimana pendapat Anda jika seorang pengemudi berada di tengah gurun, tak ada telepon, kehabisan bahan bakar, tak ada persediaan makanan, tak ada orang di sana?”
Biasanya orang akan panik bila mendapatkan pertanyaan yang tak lazim seperti di atas. Anda perlu untuk melepaskan diri dari cengkeraman pertanyaan itu. Bisa jadi penanya hanya menguji kemampuan kita, kecekatan kita dalam merespon pertanyaan, apakah orang yang ditanya mempunyai inisiatif untuk menjawab secara cerdas, lepas dari apakah jawaban yang dilontarkan benar atau salah. Toh sebenarnya kebenaran dari sebuah jawaban tidaklah mutlak, bisa jadi ia cocok di suatu kesempatan tapi tidak sesuai di lain waktu.
Coba kosongkan sejenak himpitan pertanyaan tadi, ambil napas, dan biarkan otak Anda berkreasi. Buat kata kunci untuk mendobrak kebuntuan ini. Misalkan kita mendapatkan kata pergi, lari, menangis, berjalan, daun, dan lain-lain.
Dari kata berjalan, kita bisa bercerita banyak dengan kata tersebut. Ceritakanlah secara bebas. “Saya akan berjalan terus, tak peduli ke mana saya melangkah, yang pasti saya percaya diri bahwa di suatu tempat saya akan menemukan bantuan.”
Atau dari kata menangis, “Saya tentu akan menangis. Saya tak terbiasa dengan keadaan seperti itu.”
Atau “Saya menunggu fajar tiba, saya akan mengambil daun untuk jaga-jaga misalkan saya kelaparan sembari menunggu orang yang lewat.”
Dari ketiga jawaban di atas ada perbedaan mencolok yang di dalamnya menunjukkan karakter penjawab. Orang yang menggunakan kata kunci berjalan, termasuk orang yang suka mengambil resiko dan memiliki tingkat kepercayaan tinggi. Sementara penjawab kedua adalah orang apatis dan cenderung tidak kreatif ketika mendapat tantangan maupun ujian. Penjawab ketiga termasuk orang yang kreatif namun harus didorong dari belakang untuk berkembang.
Berawal dari contoh-contoh cara mengeluarkan pendapat dan ide, bisa dijadikan dasar untuk mengubah kelakuan kita yang cenderung pasif ketika diberikan waktu untuk bertanya.
3. Banyaklah membaca dan perluas informasi. Ini memungkinkan kita untuk mengungkapkan pendapat selalu berpijak dengan data atau sumber yang tepat. Secara otomatis orang yang suka membaca akan dengan lihai memainkan peranannya dan mempraktikkan dialog-dialog yang pernah dia baca. Berbeda sekali dengan orang yang pintar berbicara namun tidak suka membaca, dapat dipastikan susunan kalimat yang diucapkannya tidak terstruktur. Oleh karena itu, membaca apapun baik dari buku, majalah, internet, membaca pikiran orang melalui bahasa tubuh yang dipertontonkan, membaca kejadian alam, akan menambah asupan kita dan menjadi dasar saat kita berkomunikasi.
- Kemauan untuk menghargai pendapat peserta lain
Inilah hal paling sulit untuk dilakukan dan membutuhkan ketajaman intuisi dan kerendahan hati untuk mempraktikkannya. Orang yang pandai bicara banyak, orang yang cerdas juga berkeliaran di mana-mana, namun belum tentu orang mau mendengarkan dengan tekun pendapat orang lain. Tekun dalam hal ini berarti tidak hanya menerima saja pendapat lawan bicara kita, melainkan secara cerdas mendengarkannya dan memberikan umpan balik yang baik sehingga komunikasi kita saling mengisi. Kita juga berhak menyampaikan pendapat kita, namun tidak terlalu memaksakan untuk diterima olehnya. Dan diakhir pembicaraan kita pastikan keputusan yang saling menguntungkan di antara kedua belah pihak.
Beberapa hal menarik yang dapat kita petik saat ketika mendengarkan orang lain adalah:
+ Melatih kepekaan kita terhadap pendapat orang lain
+ Melatih kesabaran dan penjagaan emosi kita
+ Mencoba menyelami hati si lawan bicara, menebak-nebak jalan pikirannya, memetik poin positip yang tersembunyi, mengetahui kekurangan lawan bicara
+ Menemukan pengalaman lain yang dapat memperkaya kehidupan kita
+ Melatih kemampuan kita untuk mengungkapkan pendapat
Jadi tidak selamanya orang yang mau mendengarkan adalah orang yang kurang dalam intelektualitas, justru orang yang memiliki kemampuan itu adalah orang yang mau menempa dirinya dengan mendengarkan permasalahan orang lain.
Kehidupan memang keras, ini dibuktikan dari persaingan kemampuan antar lulusan yang amat ketat. Siapa yang mampu menunjukkan kelebihannya di depan tim penilai, maka dialah yang akan mengisi kebutuhan kerja. Di lain pihak, orang yang kurang bisa mengenali kemampuannya, maka bisa dipastikan chance nya juga menipis. perlu proses pengenalan diri sebelum memasuki dunia kerja. Perlu diingat, dunia kerja amatlah berbeda dengan dunia idealitas sekolah atau pun kampus. Apabila dunia sekolah seolah kita diberikan panduan pendidikan dan kita tinggal melaksanakannya, maka di dunia kerja lain halnya. Kita dituntut kreatif, licik melihat kesempatan, mengenali karakter diri, juga melakukan eksplorasi semaksimal mungkin. Berikut akan kami sajikan beberapa tips saat pertama kali memasuki dunia kerja:
A. Mengenal Karakter dan Budaya Perusahaan yang Diincar
Pelaku pekerjaan ada beberapa macam, diantaranya perusahaan sebagai pemilik modal, penyedia kesempatan atau lahan kerja; pekerja yang menyediakan jasanya untuk memproduksi sebuah hasil; dan konsumen kerja yakni masyarakat. Ketiga komponen ini saling berinteraksi dan saling melengkapi. Jika salah satu dari ketiganya melakukan pemogokan atau kasarnya tidak menghasilkan, maka akan lumpuh jalannya produksi.
Kita umpamakan ketiga komponen tersebut adalah mesin selep motor. Perusahaan adalah pemilik bahan-bahan seperti mesin, beras, bahan bakar; pekerja menjadi penjalan mesin tersebut, sehingga dihasilkan tepung yang nantinya akan dinikmati masyarakat. Coba bayangkan apabila ketiganya ada yang rusak, dipastikan jalannya produksi akan terganggu. Mesin yang rusak, bahan bakar kehabisan, atau misalkan pekerjanya sakit, bisa menghambat produktivitas. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi yang solid untuk menjalankan proses produksi ini.
Sebagai orang baru yang akan masuk ke dalam rumah produksi (perusahaan) diperlukan kecerdikan untuk bisa menembus rumah tangga tersebut. Apabila kita mengandaikan perusahaan adalah sebuah kasus kriminalitas, maka kita harus mendalami dan mengurai apa latar belakang kasus tersebut, pendalaman karakter tersangka, dan menyelidiki aneka hal yang bisa memperlancar proses pengintaian. Seorang detektif harus bisa meneropong segala hal yang bisa menguntungkannya dan membuka tabir gelap setiap kasus. Namun tentu saja satu kasus dengan kasus lainnya akan berbeda penanganannya. Hal inilah yang menjadi tantangan setiap orang yang akan masuk ke dalam sebuah perusahaan impiannya.
Ucapkanlah salam kepada perusahaan yang melakukan uji kesempatan. Anggap mereka sebagai calon pengantin Anda, dan tetaplah bersikap santun. Tentu kesantunan itu tidak dibuat-buat, tunjukkanlah keorisinalitas pribadi Anda. Dan ini dilatih terus dalam keseharian sehingga nampak aura positip yang dapat ditangkap oleh perusahaan yang kita incar.
Kita perlu mengenali karakter perusahaan yang kita masuki. Posisikan Anda sebagai karyawan profesional seperti yang mereka inginkan. Sebagai contoh, apabila Anda mendaftar sebagai karyawan bank, maka sebelumnya Anda telah mempelajari budaya bank tersebut seperti apa. Cara berbusana yang sesuai dengan karakter bank. Visi dan misi bank tersebut, aparatur bank tersebut, positioning bank tersebut dalam percaturan perbankan di tanah air, atau segala tetek bengek. Hal ini sama saja apabila kita ingin meminang seseorang untuk menjadi pasangan hidup kita, maka kita selayaknya telah mengetahui karakter sang calon luar dan dalam. Dunia perusahaan pada intinya adalah peminangan dalam kesatuan hati. Apabila seorang calon pekerja memenuhi kriteria yang diinginkan perusahaan tersebut, maka dia akan mendapatkan kesempatan itu. Oleh karena itu pencarian materi perusahaan mutlak dilakukan oleh peserta ujian. Melalui internet, surat kabar, atau media pendukung lain.
B. Mengenal Diri
Hal mendasar ketika kita akan melakukan ujian masuk kerja, adalah pengenalan karakter diri, hal ini berkaitan dengan minat kerja, bakat, kepercayaan diri, ataupun intuisi tentang karier pada perusahaan yang diincar. Selayaknya kita tidak boleh coba-coba alias iseng, hal ini akan terlihat dari bahasa tubuh yang dihasilkan pada saat tes tertulis, wawancara, maupun kesehatan. Tetap fokus dan pastikan Anda yakin perusahaan yang Anda pinang adalah pilihan ideal bagi Anda. Bisa jadi Anda melakukan coba-coba dalam tes, dan Anda beruntung dapat masuk. Tapi apabila Anda tidak memiliki minat terhadap pekerjaan tersebut, bisa jadi di tengah jalan Anda menemui jalan buntu dan merasa bosa dan ingin ke luar. Oleh sebab itu, langkah pertama kali adalah mantapkan bahwa perusahaan yang diincar adalah perusahaan idaman. Namun seringkali impian muluk untuk kerja di perusahaan tersebut tidak tercapai alias mengalami kegagalan. Hal ini harus kita sikapi sebagai latihan belaka, toh masih banyak kesempatan lain, perusahaan idaman lain. Bukankah sebuah kegagalan adalah awal dari kesuksesan? Jangan pernah berhenti mengenali diri sendiri, lakukan koreksi di mana kekurangan Anda, ukur kemampuan, dan lebih cermatlah mempelajari perusahaan yang kita incar.
1. Tes Kerja
Tes kerja meliputi berbagai macam hal, bisa berupa tes psikologi, tes wawancara, tes kesehatan, dan lain-lain. Antar elemen tes bisa dilakukan beberapa kali, ini sebenarnya bukan monopoli perusahaan yang kelak memakai jasa peserta tes, namun dikarenakan perusahaan juga tidak berani ambil resiko dalam penerimaan karyawannya. Perusahaan dipastikan akan memilih calon karyawannya dengan hasil yang paling siap, kompeten, cerdas, dan memenuhi kriteria sesuai budaya perusahaan. Inilah sebenarnya tantangan yang harus dipecahkan seorang peserta tes yang ingin mengincar salah satu kursi yang ditawarkan perusahaan.
a. Tes Psikologi
Dalam pandangan kami, tes psikologi sebenarnya bukan melakukan tes benar dan salah. Dalam ilmu psikologi, pengenalan karakter manusia tidak ada benar dan salah, melainkan apakah peserta tes ini mempunyai beberapa elemen, yakni: kejujuran, konsistensi, kepekaan sosial, ketanggapan, kecerdasan, pengenalan potensi diri. Banyak sekali memang yang diteskan, tapi pada intinya tes ini dilakukan untuk mengenali karakter peserta apakah sesuai dengan perusahaan penguji. Ada beberapa tips agar kita mampu melakukan tes psikologi secara maksimal:
- Usahakan sebelum tes sarapan terlebih dahulu. Konsentrasi akan buyar apabila perut kosong. Hal ini dikarenakan energi yang dikeluarkan saat berpikir akan keluar banyak. Perlu diketahui bahwa energi orang berpikir akan lebih besar dibandingkan energi orang berolahraga (beri tabel pengeluaran energi)
- Siapkan alat tulis selengkap mungkin. Bila mana perlu siapkan cadangannya, jika sewaktu-waktu terjadi problem mendadak. Jangan sampai Anda meminjam alat tulis peserta ujian lain, selain akan mengganggu tes peserta lain, Anda sendiri juga akan terserang kepanikan hingga membuyarkan konsentrasi.
- Cara berpakaian saat tes juga harus diperhatikan. Perlu diketahui bahwa tes masuk kerja adalah perjuangan hidup dan mati, tak ayal banyak orang akan pamer pakaian, pamer pengalaman, pamer cara bicara, dan usaha licik lain untuk mengurangi antusias kita dalam melakukan tes. Secara kasar bisa dibilang saling menjatuhkan. Modal awal visual yang harus dicamkan adalah cara berpakaian dan cara menyajikan diri.
- Pelajari karakter tempat ujian. Usahakan sebelum tes, Anda melakukan survei tempat, sehingga Anda telah siap tes saat memasuki ruangan. Sangat tidak dianjurkan Anda mencari tempat pada hari tes, selain menghindari kesalahan mendadak seperti kemacetan, salah lokasi ujian, dan lain-lain, pengenalan tempat ujian juga akan membuat kondisi psikologi tetap terjaga.
- Jangan panik saat melihat lawan tes Anda mengoceh bak beo. Tetaplah fokus menghadapi tes. Sangat dianjurkan untuk mengisi waktu tunggu tes dengan membaca. Hal ini dikarenakan membaca akan menjaga rileksitas pikiran, kefokusan, dan mengalihkan kecemasan. Seorang peserta tes secerdas dan selihai apapun tetap saja akan terserang panik, oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk meredakan. Diantaranya adalah minum air putih yang banyak. Menurut kesehatan, air putih akan menekan kadar naiknya tekanan darah. Namun implikasinya adalah tingkat keseringan buang air kecil akan meningkat. Tidak masalah jika Anda sering buang air kecil, ini menandakan Anda akan membuang energi negatif dari kecemasan. Oleh karena itu, jangan pernah lupa untuk membawa air mineral ketika menghadapi tes.
- Siapkan kartu identitas diri, foto kopi ijazah dan transkrip nilai, atau apapun persyaratan yang dibutuhkan perusahaan. Jangan pernah beralasan, “Maaf Pak, kartu ujian saya tertinggal di rumah.” Atau “Masak saya harus kembali ke Jawa, Pak?” Usahakan tetap menjaga kesantunan dalam berbicara dan bertindak, dan yang paling penting adalah menjaga kesan pertama yang kita tunjukkan di depan para penguji. Sekali kita tidak bersikap simpatik, bisa jadi tim penguji tidak respon terhadap kita di tes selanjutnya. Atau bisa jadi malah tidak diluluskan saat itu juga tanpa sepengetahuan kita.
- Usahakan berpenampilan seprofesional mungkin. Tinggalkan segera budaya saat di sekolah. Perlu disadari, budaya sekolah yang kadang menyepelekan guru, berteriak kencang saat mendengar kesalahan penguji dalam membagikan kertas, berisik. Mohon segera Anda tinggalkan. Posisikan Anda sebagai “peminta” kerja yang akan berhadapan dengan tim penguji handal. Akan tetapi jangan terlalu kaku, hal ini juga akan miss manfaat juga. Lebih baik posisikan para penguji sebagai sahabat yang akan mengulurkan tangannya membantu Anda mengenali diri melalui tes dan membuat Anda nyaman dalam tes.
b. Saat Tes Berlangsung
Menegangkan, membuat hati kecut kala melihat hamparan pesaing juga turut serta menyemarakkan perebutan singgasana kerja. Tapi kita harus mengakui bahwa mencari kerja sangatlah tidak mudah, oleh karena itu tunjukkanlah kemampuan terbaik Anda, jangan pernah menganggap remeh ujian sekecil apapun. Tes pertambahan, pengurangan, perkalian, yang biasanya kita berpikir bahwa itu tugas anak SD segera hilangkan. Ini mengakibatkan kita angkuh dan menyepelekan ujian. Biasanya tes ini mengukur kemampuan kita dalam kecermatan dan kefokusan.
- Usahakan duduk dalam posisi paling enak dan serileks mungkin. Cara duduk yang baik akan membuat otot-otot tidak tertekan dan peredaran darah lancar menuju otak.
- Fokus kepada naskah ujian, jangan pedulikan pesaing lain. Bukan berarti kita cuek dalam hal ini, akan tetapi ujian membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi, barangkali pesaing juga berniat untuk mengacaukan konsentrasi tes kita.
- Perhatikan seluruh penjelasan cara tes dari panitia penguji, jangan pernah gegabah dan sombong karena pernah melakukan tes yang sama. Bisa jadi tes yang dilakukan sama, akan tetapi cara pengisian berbeda. Biasanya menjumlahkan dari atas ke bawah, dan panitia penguji mengalihkan cara pengujian dari bawah ke atas. Jika hal ini dilakukan, dipastikan Anda ke luar dari jajaran peserta tes pada tahap berikutnya.
- Jangan pernah mendahului pada bagian tes sebelumnya. Biasanya para penguji terkesan cuek, namun mereka tetap memasang telinga, mata, dan indera pembauan mereka untuk mencium gelagat kecurangan para peserta ujian. Apabila satu bagian telah selesai dan waktu masih tersisa, gunakanlah waktu tersebut untuk memantapkan hasil pengisian. Ini akan melatih Anda berbuat fair dalam menjalani tes, dan implikasinya adalah saat masuk di dunia kerja Anda akan terbiasa untuk jujur.
- Jika sebelumnya dijelaskan kita boleh meminum air putih banyak, maka sebelum tes dimulai jika panitia memberikan kesempatan untuk buang air kecil, gunakanlah kesempatan itu sebaik-baiknya untuk menuntaskan hasrat kecil tersebut. Karena pada saat tes berlangsung tentu panitia tidak membolehkan peserta meminta izin ke kamar kecil karena akan mengganggu proses ujian.
c. Tes Wawancara
Wawancara adalah pekerjaan mudah namun sulit. Dikatakan mudah karena sejak kecil kita sudah terbiasa untuk berucap. Namun kesulitan itu bisa saja terjadi pada saat kita dalam posisi tertekan. Semua bahan pembicaraan yang telah kita tata, yang kita perkirakan akan ditanyakan oleh tim penguji serta merta akan hilang karena kita mengalami stres atau grogi. Perlu strategi khusus agar tes wawancara berjalan dengan maksimal. Tes wawancara biasanya digunakan untuk cross check apakah hasil dari tes psikologi sesuai dengan ucapannya. Di samping itu tim penguji akan menilai body gesture kita dalam merespon semua pertanyaan. Peserta yang ragu dalam menjawab, berbohong atau menyembunyikan fakta maka akan terlihat dari perubahan mimik, atau gerakannya. Dan inilah yang menjadi bahan pertimbangan apakah peserta tes akan melanjutkan tes selanjutnya. Namun jangan terlalu dianggap serius hal ini, tetap fokus tetapi rileks. Bagaimana hal tersebut bisa dilakukan? Fokus namun rileks?
Kunci awalnya adalah jujurlah kepada diri Anda, hal ini akan memperingan Anda pada setiap pertanyaan. Contohnya begini: Apabila Anda ditanya apa kegiatan Anda selama di kampus? Lalu, karena Anda termasuk mahasiswa pasif dan tidak suka bersosialisasi melalui kegiatan kampus, lantas Anda menjawab ikut kegiatan mahasiswa teknik. Mungkin menurut Anda hal ini akan mengurangi kekurangan Anda dengan sedikit berbohong, memang betul semua mahasiswa akan termasuk Keluarga Mahasiswa Teknik, tapi hal ini akan menjerumuskan Anda ke dalam lubang kegagalan tes. Para penguji akan terus mendesak Anda dengan pertanyaan yang menguji seberapa jujur Anda dan seberapa dalam penguasaan Anda terhadap kegiatan mahasiswa tersebut.
Selanjutnya adalah kemampuan dalam berkomunikasi. Ini sebenaranya tidak mudah dilakukan tapi bisa dipelajari. Ada banyak teori yang memberikan alternatif bagaimana berhasil melampaui wawancara, akan tetapi kelihaian kita dalam berbicara tidaklah didapat dalam waktu instan. Perlu praktik, mengoreksi kesalahan, dan praktik lagi.
(Buat segitiga baca, praktik, dan koreksi)
Segitiga tersebut merupakan sebuah panduan kita untuk memantapkan cara berkomunikasi yang baik sehingga dapat menyukseskan wawancara.
- Membaca menjadi semacam asupan kosakata kita. Dengan membaca, simpul-simpul syaraf kita akan terlatih untuk tetap berfungsi dengan baik, dan aliran darak ke otak lancar. Dengan membaca secara rutin, diharapkan kosakata yang muncul saat kita diwawancarai akan banyak, dan tidak membosankan tim penguji. Selain itu dengan kebiasaan membaca, kita akan terbiasa melihat arah pembicaraan akan kemana dan kita akan dengan mudah membuat langkah taktis untuk menyikapi bahkan menghindari jebakan-jebakan tes.
- Praktik
Cara termudah untuk mengatur intonasi dan ucapan kita adalah mencaharkan buku yang kita baca. Bacalah dengan keras, dan lakukan eksplorasi nada, sampai kita pastikan ucapan kita sesuai dengan dialog dalam buku tersebut. Cara lain adalah dengan berlatih di depan cermin. Lihat diri Anda, percayalah bahwa diri Anda mampu berbicara dengan baik, dan atur bahasa tubuh Anda sampai Anda merasa nyaman. Anggaplah cermin itu sebagai tim penguji yang melihat penampilan Anda. Jadi sebenarnya yang melihat kapasitas kita bukan panitia penguji, melainkan kita sendiri dan yang menentukan kita melangkah atau tidak ke babak selanjutnya adalah diri kita sendiri. Tetaplah percaya diri dalam berlatih komunikasi.
Pelajaran termudah untuk memantapkan cara berkomunikasi yang ideal adalah dengan mempelajari para presenter berita di televisi. Profesi mereka yang menuntut penguasaan panggung, penguasaan berita, dan pelafalan yang sempurna, bisa kita jadikan acuan untuk mencari pola komunikasi yang baik dan mengena hati para penguji tes.
- Koreksi
Pengoreksian muncul ketika kita telah terbiasa melakukan wawancara. Setelah selesai berhadapan dengan tim penguji biasanya kita akan menerka-nerka hal-hal apa yang dirasakan meragukan dan mana yang kuat saat kita menjual kemampuan kita. Untuk lebih memperkuat hasil di wawancara mendatang, ada baiknya Anda membuat catatan di mana letak kekuatan kita, kelemahan yang harus diperbaiki, dan aneka rupa catatan. Catatan ini berfungsi sebagai semacam analisis hasil wawancara dan reminder untuk mengawasi kita agar selalu maju dalam peningkatan komunikasi. Koreksi lain dapat berupa brain storming dengan berbagai posisi orang. Saat kita melakukan perbincangan, usahakan kita menjadi pendengar yang baik, apa yang dikatakan oleh orang lain kita cerna dan jangan dahulu patahkan pembicaraan orang tersebut. Kita saring kata-kata paling kuat dari mereka, dan kita buang kata-kata yang dirasa kurang perlu. Kita boleh saja memberikan respon balik kepada teman berbicara kita, namun usahakan dilakukan dengan santun. Anggap saja itulah kesempatan kita untuk melakukan ekplorasi komunikasi.
Tips lain saat melakukan wawancara adalah berusaha cermat saat mendapatkan pertanyaan penguji. Seperti ini misalkan, “Kelemahan Anda sebenarnya apa?” Ini merupakan sebuah pertanyaan ambigu, dalam artian bisa jadi Anda diharuskan jujur tapi bisa jadi Anda melemahkan nilai diri. Diperlukan usaha cerdas untuk menjawab pertanyaan seperti ini. Kita harus memberikan jawaban yang jujur namun tetap saja mengesankan bahwa kita berpotensi dan tidak lemah. Kita bisa menjawabnya dengan, “Saya orang yang sering telat makan karena terlalu sibuk bekerja.” Atau “Karena terlalu banyak olahraga maka konsentrasi saya turun.” Jika hal ini dirasa masih kurang, Anda bisa menutupnya dengan kalimat andalan. “Saya akan memperbaiki kekurangan itu.”
d. Diskusi Kelompok
Sungguh beruntung apabila Anda telah mengasah diri di kampus dengan mengikuti kegiatan mahasiswa. Ini juga berlaku bagi calon pekerja dari lulusan sekolah menengah, dimana dia pernah mengikuti ekstrakurikuler. Secara tidak langsung, calon pekerja yang sering mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut akan terasah secara sosial. Kepekaan pengikut kegiatan itu akan lebih terasa dibandingkan yang tidak pernah mengikuti. Kemampuan bekerjasama, penerimaan terhadap kelebihan dan kekurangan rekan kegiatan, kemampuan berdiplomasi, cara mengatasi masalah, akan terasah dengan baik. Namun tidak menutup kemungkinan orang yang tidak pernah mengikuti kegiatan juga bisa menembus dunia kerja. Hal ini dikarenakan tes kerja penuh dengan misteri yang tidak pernah kita duga. Semua tergantung pada kesungguhan kita dan cara meyakinkan dewan juri bahwa kita mempunyai kemampuan, menunjukkan hal tersebut dengan itikad baik dengan belajar sungguh-sungguh.
Komponen tes yang seringkali diujikan diantaranya adalah diskusi kelompok. Biasanya kita akan dibagi menjadi grup-grup yang salah satu grupnya berisi empat sampai dengan delapan orang. Juri biasanya akan membiarkan kita menentukan jalan perbincangan. Inilah hal yang sangat menentukan dalam penilaian. Biasanya penguji akan meninggalkan ruang tes dan membiarkan kita menentukan pembicaraan. Jangan pernah anggap bahwa juri cuek saja, bisa jadi mereka telah mempersiapkan perekam suara ataupun kamera tersembunyi untuk mengukur sejauh mana peranan kita dalam diskusi tersebut. Jadi tetaplah fokus dan tunjukkan kemampuan.
Pengambilan Peran Diskusi
Ada baiknya Anda mengambil peran sesuai dengan karakter Anda. Apabila Anda mempunyai bakat memoderatori percakapan, maka pilihlah itu dan konsekuenlah membuat perbincangan agar mengalir dan berisi.
- Moderator
Seorang moderator dituntut memiliki kemampuan di atas rata-rata, selain menentukan arah pembicaraan, dia harus mampu mengenal karakter peserta lain sehingga tidak satu orang saja yang dominan mengeluarkan pendapat sedangkan yang lain diam membisu. Hargailah pendapat mereka, rekam dalam catatan, apabila ada pertanyaan penting maka lemparkanlah pada peserta tersebut atau lemparkan ke forum. Selain bertanggung jawab terhadap hasil pembicaraan, moderator harus mempunyai ambisi pribadi juga untuk menentukan arah pembicaraan sesuai dengan rule Anda. Anda juga berhak mengomentari tema yang disepakati, tapi tanpa menunjukkan kediktatorannya. Seorang moderator harus pandai membaca situasi, mengintai kecerdikan lawan, mengukur potensi lawan, dan melemparkan ide-ide segar. Hal yang perlu diperhatikan dan selayaknya dihindari adalah: Jangan memotong pembicaraan peserta lain. Usahakan apabila peserta lain terlalu lama mengemukakan pendapat, sebelumnya disepakati beberapa pilihaan antar peserta. Berapa menit peserta harus menyampaikan pendapatnya. Inilah kesempatan kita untuk menunjukkan kemampuan kita dalam mengoordinasikan sebuah forum.
- Peserta
Karena waktu yang diberikan untuk diskusi sangat sedikit, biasanya diskusi hanya dibagi ke dalam dua peranan; moderator sekaligus pimpinan diskusi dan peserta. Fungsi moderator telah diuraikan di atas, namun peranan peserta diskusi juga tak kalah pentingnya. Karena semua peserta berperan penting terhadap kesuksesan jalannya diskusi maka peran serta peserta sangat dibutuhkan. Peranan peserta yang seperti apa yang dibutuhkan agar diskusi menjadi lebih hidup dan mampu menyita perhatian penilai?
Hal-hal yang dibutuhkan adalah:
- Penguasaan Materi
Hal terpenting yang menentukan seseorang akan “menaklukkan” diskusi adalah seberapa besar peserta menguasai materi. Ada beberapa tipe diskusi, diantaranya kita dibiarkan saja menentukan topik. Bila hal ini yang diujikan, sebisa mungkin kita menawarkan ke forum atau mengajukan pendapat terhadap isu aktual, topik yang sedang hangat dibicarakan publik. Tentu saja dalam menyampaikan pendapat juga harus semaksimal mungkin persuasif, tunjukkan alasan realistis Anda saat mengajukan pendapat tersebut. Jika hal ini disetujui oleh forum, maka dengan mudah kita menguasai diskusi. Tapi jangan anggap peserta lain tidak mempunyai kemampuan penguasaan materi yang kita tawarkan dan telah disepakati seluruh peserta. Kita harus jeli melihat segenap kemampuan peserta lain. Dan hal ini akan ditunjang dengan seberapa besar tingkat membaca dan mengambail makna di setiap bacaan kita. Orang yang suka membaca untuk mengolah kemampuannya biasanya akan lebih jeli dan mampu memainkan ritme diskusi. Oleh karena itu jangan ceroboh dalam mengambil topik. Usahakan menawarkan topik yang benar-benar kita kuasai, kita menikmatinya saat mengutarakannya, dan mutu topik yang berbobot.
Jenis diskusi kedua adalah topik yang harus dibicarakan telah disiapkan oleh tim penguji. Jika hal ini yang terjadi, maka siap tidak siap kita harus dapat melakukannya. Oleh sebab itu, sebelum kita melakukan tes diskusi kelompok ada baiknya Anda kumpulkan berbagai informasi berkaitan perusahaan penguji. Ambil contoh, apabila kita akan melakukan tes diskusi kelompok perusahaan perbankan. Sebelumnya kita harus tahu persis hirarki bank, produk-produk andalan bank tersebut, fokus bank tersebut apa, dan lain sebagainya. Coba cari di internet, biasanya profil perusahaan ditampilkan dan kita bisa belajar dari situ.
Bagaimana jika kita mendaftar di sebuah bank akan tetapi dasar ilmu kita tidak ada sangkut pautnya dengan hal-hal ekonomi? Satu jawabannya adalah “Mengapa tidak?”. Di era kemajuan seperti ini, berbagai perusahaan memberikan kesempatan bagi lulusan perguruan tinggi atau sekolah dari jurusan manapun untuk bergabung. Biasanya mereka menyediakan program “Management Trainee” yang akan menampung kemampuan dan bakat-bakat baru bagi kelangsungan perusahaan mereka. Sebuah perusahaan, bank misalnya, tidak hanya akan diisi sarjana ekonomi bisa jadi sarjana pertanian, peternakan, insinyur, dan dispilin ilmu lain. Hal ini dikarenakan perusahaan tersebut di masa mendatang akan melakukan diversivikasi usaha. Misal bank akan memberikan sebuah kredit ringan jangka panjang bagi para peternak ayam. Kebutuhan sarjana peternakan juga akan menjadi kekuatan tersendiri bagi perusahaan. Jadi jangan pernah takut untuk mencoba tantangan baru, tentu diikuti dengan kemampuan dan ketertarikan terhadap salah satu bidang kerja.
- Kecerdasan menangkap peluang
Tes diskusi kelompok adalah cerminan kecil dari dunia kerja sesungguhnya. Kapasitas kita dalam mengolah emosi saat bersosialisasi dengan peserta ujian lain sangat menentukan sejauh mana kualitas kita. Orang yang cenderung emosional ketika mendapatkan kritik, masukan, maupun umpan balik dari orang lain, serta merta akan terlihat dalam diskusi forum. Oleh karena itu kita harus pandai-pandai mengatur tingkat emosional kita, jangan sampai kita terjebak dalam alur “lawan” kita. Sebisa mungkin celah yang ada harus kita manfaatkan untuk “show” kemampuan kita. Sebagai contoh, saat moderator mengungkapkan sebuah topik, manfaatkan kesempatan itu untuk memperlihatkan kelihaian kita dalam berkomunikasi. Ungkapkan ide-ide segar kita bagaimana kita mengolah suatu permasalahan, cara keluar dari sebuah problema, atau apapun yang kita rasa memberikan pencerahan terhadap suatu masalah. Lugas, padat, dan menyasar terhadap pertanyaan-pertanyaan. Jangan pernah tunjukkan bahwa kita tidak mampu, seperti mengungkapkan “kira-kira”, “mungkin”, “barangkali”, ucapkan dengan penuh kepercayaan diri dan tunjukkan bahwa Anda apabila nanti diberikan kesempatan untuk bekerja akan mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan baik.
- Keberanian dan kemampuan mengungkapkan pendapat
Seperti kita ketahui proses pendidikan Indonesia sedang berusaha mencari bentuk ideal. Dari pengalaman ketika kita menempuh pendidikan baik SD, SMP, SMA, maupun perguruan tinggi, kita telah dibiasakan untuk menerima saja bahan pelajaran dari guru masing-masing. Memang tidaklah adil untuk menilai semua pelaku pendidikan di Indonesia kurang memadai, namun secara keseluruhan pendidikan kita masih belum bisa menciptakan suatu suasana yang memungkinkan anak didiknya untuk aktif mengungkapkan pendapatnya. Tak jarang murid yang memiliki tingkat kekritisan di atas rata-rata, sering mendebat pernyataan guru dan melontarkan berbagai pertanyaan, dianggap orang aneh di lingkungan kita. Padahal hal seperti itu adalah hal yang musti dilakukan agar pola pendidikan kita bisa berlangsung dua arah, antara pengajar dan yang diajar.
Baiklah kita tidak akan terlalu memusingkan sistem pendidikan tanah air, ada baiknya kita akan mencoba menncari cara bagaimana seseorang timbul keberaniannya dan mampu mengeluarkan pendapatnya secara lugas dan terarah. Memang tidaklah mudah untuk menjadi seorang pembicara yang berkapasitas baik. Namun hal ini bisa dilatih sedikit demi sedikit, dilakukan mulai hal terkecil, hingga kita dapat menemukan cara komunikasi ideal disesuaikan dengan karakter masing-masing.
Beberapa tips yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Hapus pemikiran bahwa Anda tidak bisa berbicara di depan umum. Jika hal ini terjadi dan sering kali menjadi alasan Anda untuk mengungkapkan pendapat, bisa dipastikan Anda mengalami krisis kepercayaan diri yang amat parah. Letakkan posisi anda sebagai orang yang ingin belajar, sehingga kesalahan adalah hal wajar yang bisa diperbaiki dan memang kesalahan itu perlu. Jangan takut untuk mencoba mengungkapkan pendapat.
2. Ungkapkanlah apa yang pertama kali terpikirkan oleh Anda bila mendapatkan pertanyaan dari orang lain. Biasanya kata yang pertama kali terlintas dalam pikiran kita, itulah awal dari ide brilian yang bisa kita kembangkan menjadi jalinan kata bermakna.
Misal saja kita mendapatkan pertanyaan “Bagaimana pendapat Anda jika seorang pengemudi berada di tengah gurun, tak ada telepon, kehabisan bahan bakar, tak ada persediaan makanan, tak ada orang di sana?”
Biasanya orang akan panik bila mendapatkan pertanyaan yang tak lazim seperti di atas. Anda perlu untuk melepaskan diri dari cengkeraman pertanyaan itu. Bisa jadi penanya hanya menguji kemampuan kita, kecekatan kita dalam merespon pertanyaan, apakah orang yang ditanya mempunyai inisiatif untuk menjawab secara cerdas, lepas dari apakah jawaban yang dilontarkan benar atau salah. Toh sebenarnya kebenaran dari sebuah jawaban tidaklah mutlak, bisa jadi ia cocok di suatu kesempatan tapi tidak sesuai di lain waktu.
Coba kosongkan sejenak himpitan pertanyaan tadi, ambil napas, dan biarkan otak Anda berkreasi. Buat kata kunci untuk mendobrak kebuntuan ini. Misalkan kita mendapatkan kata pergi, lari, menangis, berjalan, daun, dan lain-lain.
Dari kata berjalan, kita bisa bercerita banyak dengan kata tersebut. Ceritakanlah secara bebas. “Saya akan berjalan terus, tak peduli ke mana saya melangkah, yang pasti saya percaya diri bahwa di suatu tempat saya akan menemukan bantuan.”
Atau dari kata menangis, “Saya tentu akan menangis. Saya tak terbiasa dengan keadaan seperti itu.”
Atau “Saya menunggu fajar tiba, saya akan mengambil daun untuk jaga-jaga misalkan saya kelaparan sembari menunggu orang yang lewat.”
Dari ketiga jawaban di atas ada perbedaan mencolok yang di dalamnya menunjukkan karakter penjawab. Orang yang menggunakan kata kunci berjalan, termasuk orang yang suka mengambil resiko dan memiliki tingkat kepercayaan tinggi. Sementara penjawab kedua adalah orang apatis dan cenderung tidak kreatif ketika mendapat tantangan maupun ujian. Penjawab ketiga termasuk orang yang kreatif namun harus didorong dari belakang untuk berkembang.
Berawal dari contoh-contoh cara mengeluarkan pendapat dan ide, bisa dijadikan dasar untuk mengubah kelakuan kita yang cenderung pasif ketika diberikan waktu untuk bertanya.
3. Banyaklah membaca dan perluas informasi. Ini memungkinkan kita untuk mengungkapkan pendapat selalu berpijak dengan data atau sumber yang tepat. Secara otomatis orang yang suka membaca akan dengan lihai memainkan peranannya dan mempraktikkan dialog-dialog yang pernah dia baca. Berbeda sekali dengan orang yang pintar berbicara namun tidak suka membaca, dapat dipastikan susunan kalimat yang diucapkannya tidak terstruktur. Oleh karena itu, membaca apapun baik dari buku, majalah, internet, membaca pikiran orang melalui bahasa tubuh yang dipertontonkan, membaca kejadian alam, akan menambah asupan kita dan menjadi dasar saat kita berkomunikasi.
- Kemauan untuk menghargai pendapat peserta lain
Inilah hal paling sulit untuk dilakukan dan membutuhkan ketajaman intuisi dan kerendahan hati untuk mempraktikkannya. Orang yang pandai bicara banyak, orang yang cerdas juga berkeliaran di mana-mana, namun belum tentu orang mau mendengarkan dengan tekun pendapat orang lain. Tekun dalam hal ini berarti tidak hanya menerima saja pendapat lawan bicara kita, melainkan secara cerdas mendengarkannya dan memberikan umpan balik yang baik sehingga komunikasi kita saling mengisi. Kita juga berhak menyampaikan pendapat kita, namun tidak terlalu memaksakan untuk diterima olehnya. Dan diakhir pembicaraan kita pastikan keputusan yang saling menguntungkan di antara kedua belah pihak.
Beberapa hal menarik yang dapat kita petik saat ketika mendengarkan orang lain adalah:
+ Melatih kepekaan kita terhadap pendapat orang lain
+ Melatih kesabaran dan penjagaan emosi kita
+ Mencoba menyelami hati si lawan bicara, menebak-nebak jalan pikirannya, memetik poin positip yang tersembunyi, mengetahui kekurangan lawan bicara
+ Menemukan pengalaman lain yang dapat memperkaya kehidupan kita
+ Melatih kemampuan kita untuk mengungkapkan pendapat
Jadi tidak selamanya orang yang mau mendengarkan adalah orang yang kurang dalam intelektualitas, justru orang yang memiliki kemampuan itu adalah orang yang mau menempa dirinya dengan mendengarkan permasalahan orang lain.
(bersambung di alam mimpi)
BalasHapusDulu orang nulis blog panjang-panjang, pake a-b-c-d dan 1-2-3-4, diejek kek Guru Sosiologi... Lha lantas kau sendiri apa, Guru PPKN? Ga konsekwen, huh.
itu rencana diterbitin di Penerbit Independen.
BalasHapusJadi bebas
mau jongkok, nungging, atau masuk jurang hahaha
BalasHapusOooo... Rancangan Kurikulum SD tahun 2010 tho...
iya
BalasHapussaya pejabat teras ra waras nya
ngapa? tak bacok kon hahaha
BalasHapusPantes dimutasi.
iya. di medan aja ya.
BalasHapus
BalasHapusLima ratus juta.
asikk. itu kalau dibuat makanan anjing, si Doggy bisa apa saja ya?
BalasHapus
BalasHapusBisa kawin sama Thomas atau Poki.
Agnesssss
BalasHapus