Ditakdirkan sebagai pelancong gendong 17.37 Melancong. Aku yakin hidupku ditakdirkan untuk menjelajah alam. Berawal dari impian-impian yang kutaburkan ke langit. Ah, betapa indahny...Read More
Semangatku bukan untuk Berkongres Sumpah Pemuda, tapi untuk Audisi Sinetron 17.36 "Bebaskan dirimu, Nak!" Ucap sang guru. Mataku terbelalak. Masih ada yang peduli. Di tengah keheningan, di dalam ketersi...Read More
Musim Hujan: Antara Burung Piaraan, Baju Tak Kering, dan Mama Bawel 17.35 Musim hujan datang. Awan gelap menggantung ingin runtuh. Jemuranku banyak, sebagian besar celana dalam. Burung piaraanku masih kugantung...Read More
Kereta Api Bersifat Kapal Karam (Kegagalan Departemen Perhubungan) 17.34 Menghubungkan, membuat dua titik menjadi tersatukan. Jalur, garis antara dua poin. Kebaikan dan keburukan. Menteri Perhubungan, ...Read More
2009: Eksodus Para Insinyur ke Dunia Sastra (Waspadalah Kajur Sastra!) 17.33 Menggagas Insinyur yang Jago Sastra Sudah banyak bukti seseorang dengan dasar ilmu keteknikan akan dengan luwes memasuki dunia sastra....Read More
Kesederhanaan yang Membunuhku 17.32 Aku mati dalam kesederhanaan. Ditinggalkan kemewahan yang seharusnya aku raih di masa mudaku. Keputusanku untuk menjelajahi dunia dengan...Read More
Namaku Sekarang Geraldine Rose 17.31 Nama kecilku Anna. Anna Mandolin tepatnya. Sungguh lucu menurutmu bukan? Tapi menurutku tidak. Nama pemberian orang tuaku itu terkesan u...Read More
Skuter Butut (Seri Pelancong Gendong) 19.09 Skuter ini milik kita. Sebelumnya dirimu, selanjutnya dipakai bersama. Ada bencong lewat, iklan saja. Tes, tes, mesin diengkol. Brum, ...Read More
Fesyen di Gerbong Kereta Ekonomi (Seri Pelancong Gendong) 18.59 Aku bukan pengikut mode. Tetapi selalu bemimpi tentang mode. Kalung kelap kelip kusandang di leher, topi koboi mengilat, boot cakap dii...Read More
Monyet Berbuntut di Gerbong 6-4B (Seri Pelancong Gendong) 18.51 Monyet bergoyang, mengikuti gerak kereta. Terlonjak di sambungan rel. Seolah menghindari kerikil nafsu para teroris. Buntut, tanpa bun...Read More
Dalam Gerbong Berharga 28 ribu (Seri Pelancong Gendong) 18.41 Menuju kota lahir. Kembali. Melihat adinda disunting. Satu lepas dari rahim ibu. Sebagai wadah sperma anak orang lain. Tangis, sedih, su...Read More
Absurd Karya, Layak Terbitkah di Negeri ini? 03.24 Air, air keruh, tak layak disapa. Biarlah mereka memenuhi got untuk mandi para binatang jahanam. Para politikus busuk yang tak pernah me...Read More
Tabik 4 Le Clezio 03.23 Pengarang Perancis mereguk nikmat. Fotonya dipajang di selembar kertas. Di koran tercinta yang bermodal besar. Putih kulitnya, aku cokel...Read More
Akulah Geisha Modern 03.22 Jika benar cinta sudah tak berpihak kepadaku, haruskah kumenjual diri ini. Menyerahkan sepenuhnya kepada orang di balik tameng yang me...Read More
Hak Cipta Gelap Mata Tur Wisata 03.21 Tur ke Belitong. Tur ke Mesir. Tur kemana lagi? Tunggu, ada copyright. Ada HAK CIPTA. Ada Hak Intelektual. Oh Tuhan, sedemikian tang...Read More
Lari Terbirit-birit: Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing Berdiri Juga 03.20 Jalan, j a l a n cepat, cepat, cepat, berlari, mengejar, ayo jangan biarkan ngos ngos ngos ngos, napas memburu, tak mampu meraih J ...Read More
Memelototi Karya Saya 03.19 Aku ingin tahu seberapa besar kepunyaanmu. Seberapa tangguh yang kaulakukan. Aku hanya berharap tak lebih dari punyaku. Tanggung jawab. ...Read More
Maaf Pemerintah. Saya Menerima Nobel Sastra 03.17 Pidatoku saat menerima Nobel Sastra: Alhamdulillah. Maaf jika Anda sekalian kurang nyaman saat saya membuka dengan kata itu. Saya mem...Read More
One Night Stand a la IMF 03.14 One night stand. Hanya semalam. Singkat memang. Mengasyikkan dan terngiang terus di hati. Siapa yang tak ingin. Godaan itu terus meraj...Read More
Tidak Kerasan (Seri Pelancong Gendong) 05.58 Teh hangat menantiku. Di atas meja kamar berdebuku. Sawang-sawang, laba-laba, masih ada. Untukku. Musik akan kembali kudengar. Tak a...Read More
Kulepas Mimpi (Seri Pelancong Gendong) 05.54 Impian bertabur. Kutangkap jangan. Hidup di negeri orang. Pantas. Kacamata kulepas. Kabur pandang. Kupaksa menekan kerja. Retina tanpa b...Read More
Menunggu Kereta Balik (Seri Pelancong Gendong) 05.50 Kereta silih berganti. Tampang menunggu cemas di antara. Kembali ke kota asal setelah melancong. Tas besar entah berisi, plastik keresek...Read More
Cemburu akan Kedewasaan Adikku (Seri Pelancong Gendong) 05.48 Kedewasaannya melesat jauh. Melebihi diriku yang berdiri kaku. Prinsip hidupnya sama denganku. Menyinari, menjadi lentera kebahagiaan ba...Read More
Kesasar (Seri Pelancong Gendong) 05.42 Mencari jalan. Bingung tapi kubiarkan Kulepas semua beban. Dengan kebingungan Mengapa harus dipersoalkan? Soal ujian saja bocor ...Read More
Kamar Tanpa Sewa (Seri Pelancong Gendong) 05.37 Putaran kipas, keciap ayam, dekut dara, tumpukan berkas, kabel yang menjuntai, deham menuju batuk. Angin mulai berjalan, mendinginkan ku...Read More
Terbang Bersama (Seri Pelancong Gendong) 05.33 Pegassus bawalah aku terbang Merpati ikutkan aku berdekut Serangga biarkan aku bersamamu Mengisi malam bersama kalian M Si...Read More
Jalan Pintas (Seri Pelancong Gendong) 03.07 Jalan pintas. Dicari agar mencapai lebih cepat. Rasanya ____ mendapatkan sensasi. Waktu menjelang tengah malam. Angin di sini tak sekenc...Read More
Menuju Jakarta (Seri Pelancong Gendong) 03.06 Bel berbunyi. Kereta siap berlari. Aku berjarak beberapa menit dengannya. Salah jadwal. Kupikir pukul tujuh. Mengejar rasa, hampir melua...Read More
Bertemu Kembali dengan Guru Olahraga Impian 03.33 Bertemu lagi dengan si guru olahraga. Setelah libur panjang dan membosankan. Aku terisap oleh mimpi-mimpi semu. Yang ada hanya wajahnya,...Read More
Zig Zag Kata 03.33 Membaca singkat. Membaca lama. Silang kaki, menyangga kepala. Mulut ternganga, gumamkan keluh kesah bercampur kata-kata buku. ...Read More
Lebaran, Tentara, dan Potongan Harga Tiket Bus 03.32 Akhir lebaran. Sungguh memuaskan. Belanja di pasar bersama sang kekasih desa. Balik kerja. Di kota besar bergelimang uang. Udara ...Read More
Ada Mungkin 03.30 Mungkin di suatu tempat kubisa berdiri. Mungkin di sebuah lahan kubisa berlari. Mungkin di sebuah gubuk kubisa menikmati semilir angin. ...Read More
Menanti Hadiah Sinterklas: Natal Putih 03.29 Menanti hadiah Sinterklas. Tahun lalu sekotak cokelat. Aku berharap tahun ini akan meningkat. Betapa senang Natal bersalju kali ini. Ma...Read More
Dialog Hati: Di Antara 03.28 "Hai Mas mengapa termenung?" "Tak ada alasan dirimu untuk bersedih!" "Mengapa kau berkeluh kesah?"...Read More
Memprotes Kenaikan Bendera Pusaka 03.27 Huru hara segera dilakukan. Memprotes kenaikan bendera pusaka. Harus diturunkan, dijahit kembali. Tak boleh menghalangi. Pasukan kami ak...Read More
Kolusi Sengkuni dan Buta Terung Perempuan Mengkudeta Arjuna 03.25 Sebuah kolusi antara Sengkuni dan Buta berbadan besar. Mereka merancang sebuah skenario untuk melengserkan si Arjuna. Kerajaan harus dit...Read More
2009: Kehancuran Bangsa Rindunesia (Demokrasi Tumpul) 03.26 Tahun depan, tahun paling riskan bagi negeri Rindunesia. Manusia-manusia yang telah dikarbit di dalam tempayan emas muncul ke permukaan....Read More
Draft Perdamaian buat Tuhan: Aku Benar-benar Meminta Maaf? 03.24 Tuhan, aku ingin berdamai denganmu. Jujur, aku terlalu banyak menuntutmu. Kugelembungkan anganku, kuterbitkan aneka mimpi, dan kutindas ...Read More
Merancang WC sebagai Ruang Kerja Impian 03.22 Kamar mandi adalah tempat favoritku mencari ide. Kuaduk air kolah dengan gayung, kuhasilkan tulisan ringan tentang para bajak laut. Kuu...Read More
Fesyen Sampul Buku: Antara Karakter dan Mode? 03.20 Buku laris. Berganti sampul berkali-kali. Penjualan yang melambung, diikuti dengan cerah ceria sampul baru. Itulah yang diinginkan pasar...Read More
Jemu .... Ingin Melenyapkan Diri 03.18 Malas benar aku menulis. Mengapa bisa terjadi? Mungkin saja aku masih memikirikan dirinya. Yang ada jauh di negeri sana. Di luar angkas...Read More
Tubuhku mulai menjadi Mumi 03.15 Satu keputusan yang malam ini kuluncurkan: Biar Tuhan yang menentukan seluruh jalan hidupku. Penat yang kurasakan saat ini sudah diujung...Read More
Menjadi Pejalan-Gendong! 03.14 Waktu berlibur telah tiba. Seorang teman kabur dalam nama mengajakku berwisata. Menyusuri tempat-tempat baru yang dia beritakan sangat i...Read More